SOLOPOS.COM - Tim Dinsos Sragen melakukan home visit ke keluarga bayi penderita penyakit langka yang diduga atresia bilier di Dukuh Ndasem RT 012, Desa Duyungan, Sidoharjo, Sragen, Jumat (5/2/2021) malam. (Istimewa/Dinsos Sragen)

Solopos.com, SRAGEN Seorang bayi berumur delapan bulan bernama Erinda Funya Keysa, putri pasangan Supriyanto dan Linggarsari, yang tinggal di Dukuh Ndasem RT 012, Desa Duyungan, Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah diduga mengalami penyakit langka, atresia bilier.

Indikasi tersebut diketahui saat petugas Dinas Sosial (Dinsos) Sragen melakukan home visit ke kediamannya pada Jumat (5/2/2021) malam.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Baca juga: Hati-Hati Lur! Jalan Sragen-Masaran Banyak Lubang, Bisa Bikin Celaka

Kondisi Bayi

Penjelasan itu disampaikan Kepala Din

Tim Dinsos Sragen melakukan home visit ke keluarga bayi penderita penyakit langka yang diduga atresia bilier di Dukuh Ndasem RT 012, Desa Duyungan, Sidoharjo, Sragen, Jumat (5/2/2021) malam.

as Sosial (Dinsos) Sragen Joko Saryono kepada Solopos.com, Sabtu (6/2/2021). Dia mengatakan orang tua bocah itu bekerja sebagai penjual jok di lapangan Nguwer dan buka warung angkringan. Dia mengatakan setiap sebulan sekali bayi tersebut harus kontrol ke RS Sarjito di Yogyakarta.

“Bayi Erinda diduga mengidap penyakit langka, yakni atresia bilier. Bocah peresmpuan tersebut lahir pada 14 Mei 2020 dengan berat badan 3,3 kg. Saat berumur 1,5 bulan, berat badan bayi itu tidak menunjukkan kenaikan dan warna kulitnya menguning sehingga langsung diperiksakan ke rumah sakit. Sempat opname di rumah sakit kemudian dirujuk ke RS Sarjito Jogja,” kata Joko berdasarkan laporan petugas Dinsos yang melakukan home visit.

Baca juga: Dana Desa Sragen Tetap Prioritaskan Penanggulangan Covid-19

Atresia Bilier

Joko menjelaskan dari hasil pemeriksaan, penyakit bayi asal Sidoharjo, Sragen, itu mengarah pada penyempitan empedu atau atresia bilier, yakni sejenis penyakit langka. Dia mengatakan bayi itu juga sempat menjalani operasi dan dirawat selama 1,5 bulan.

“Setelah membaik dibolehkan pulang. Namun, setelah di rumah ada keluhan lagi dengan kondisi melemah maka diperiksakan lagi ke RS di Jogja dan opname lagi selama Sembilan bulan karena ada obat yang harus dimasukkan melalui suntikan. Dan hasilnya membaik sehingga sudah diizinkan pulang. Namun, disarankan untuk terus kontrol dua pekan sekali,” jelasnya.

Joko berharap Dinsos berkoordinasi dengan Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) untuk membantu meringankan beban keluarga, khususnya untuk biaya transportasi kontrol ke RS Sarjito Jogja.

Baca juga: Cinta Suprapto & Sri Si Peri Penunggu Waduk Lalung Karanganyar

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen Hargiyanto meminta bidan untuk terus memantau perkembangan bayi di Sidoharjo yang diduga mengidap penyakit langka itu. Hargiyanto juga meminta puskesma untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Sragen dalam penanganan lebih lanjut.

“Penanganan kesehatan itu harus berkesinambungan tidak berhenti hanya sekali,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya