SOLOPOS.COM - Kondisi Catania, Italia saat lockdown karena virus corona. 28 Maret 2020. (Reuters/Antonio Parrinello)

Solopos.com, SOLO - Aliansi Kesehatan Masyarakat Eropa (EPHA) menganalisis foto citra udara satelit pada Senin (30/3/2020) saat sebagian negara Eropa menerapkan lockdown. Hasilnya, polusi udara menurun di seantero Eropa seiring dengan wabah virus corona yang sedang menyerang sejumlah negara.

Penurunan polusi udara itu tampak terjadi di Brussels, Paris, Madrid, Milan, dan Frankfurt. Angka itu menunjukkan tingkat rata-rata nitrogen dioksida berbahaya selama 5-25 Maret tak setinggi periode yang sama tahun lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di Wonogiri Tak Semua Pemudik Otomatis Jadi ODP Corona

Gambar itu diambil dengan satelit Sentinel-5 selama 20 hari. Karena peristiwa cuaca harian dapat memengaruhi polusi atmosfer maka gambar satelit mengecualikan pemindaian saat udara berawan.

Periode penurunan polusi itu bertepatan dengan lockdown di banyak negara Eropa. Lockdown di sejumlah negara itu sekaligus membatasi transportasi jalan, sebagai sumber nitrogen oksida terbesar, dan memperlambat produksi di pabrik-pabrik yang mengeluarkan gas.

Gambar-gambar baru, yang dirilis oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) dan dianalisis oleh Aliansi Kesehatan Masyarakat Eropa (EPHA) nirlaba itu, menunjukkan perubahan kepadatan nitrogen dioksida. Nitrogen dioksida itulah yang dapat menyebabkan masalah pernapasan dan kanker dan memperburuk kanker paru-paru, penyakit paru-paru, dan stroke.

Sah! Pilkada Serentak 2020 Ditunda, Ini Opsi Tanggalnya

Dampak Wabah Corona Eropa

Merujuk data dari Badan Lingkungan Eropa (EEA), kondisi udara menunjukkan tren yang sama sepanjang 16-22 Maret. Di Madrid, tingkat nitrogen dioksida rata-rata turun 56% minggu ke minggu setelah pemerintah Spanyol melarang perjalanan yang tidak penting pada 14 Maret.

EPHA mengatakan orang yang tinggal di kota-kota berpolusi mungkin lebih berisiko dari COVID-19, karena paparan udara buruk yang berkepanjangan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuatnya lebih sulit untuk melawan infeksi.

"Koneksi itu sangat mungkin," Zoltan Massay-Kosubek, manajer kebijakan untuk udara bersih di EPHA, seperti dikutip Reuters.

6 Saran MUI Terkait Penanganan Covid-19

"Tapi karena penyakitnya baru, masih harus dibuktikan."

Polusi udara dapat menyebabkan atau memperburuk kanker paru-paru, penyakit paru-paru dan stroke.

China juga mencatat penurunan polusi nitrogen dioksida di kota-kota selama Februari. Itu ketika pemerintah memberlakukan tindakan penguncian yang kejam untuk menahan epidemi yang mengamuk.

Penemuan Bayi Laki-Laki di Selokan Tawangmangu Karanganyar, Anak Siapa?

Namun, di beberapa daerah di Polandia, kadar nitrogen dioksida tetap relatif tinggi selama periode yang sama meskipun dilakukan lockdown. Kemungkinan, situasi itu disebabkan prevalensi pemanasan berbasis batubara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya