SOLOPOS.COM - Seorang anggota komunitas bersepeda di Semarang berfoto di depan prasasti yang terletak di area perkebunan jati di Semarang, beberapa waktu lalu. (Solopos/Imam Yuda Saputra)

Solopos.com, SEMARANG -- Sebuah prasasti berisi aksara China terukir dengan rapi di sebuah batu yang terletak di area perkebunan jati di kompleks perumahan Bumi Wana Mukti, Sambiroto, Tembalang, Kota Semarang.

Tak ada yang tahu pasti sejak kapan batu atau prasasti itu berdiri di area perkebunan itu. Konon, prasasti itu sudah ada sejak 100 tahun silam.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Kondisinya yang dikelilingi semak belukar dan dedaunan kering membuat warga sekitar tak terlalu mengindahkan prasasti itu.

Ada Ubur-ubur Api di Pantai Kulonprogo, Sengatannya Menyakitkan Lho

Namun yang pasti, tak ada seorang pun yang berani mengusik keberadaan prasasti tersebut. Terlebih, konon di sekitar prasasti itu berdiri sejumlah makam warga Tionghoa.

"Katanya dulu ada tujuh makam. Tapi, kabarnya sudah dipindahkan semua. Kabarnya juga masih ada satu," ujar seorang warga yang tinggal tak jauh dari area perkebunan kayu jati itu, Agnes Suwati, 64, saat berbincang dengan Solopos.com, awal Agustus 2020.

Agnes mengaku tak tahu menahu riwayat keberadaan prasasti China itu. Meski demikian, menurutnya prasasti itu berhubungan dengan sejarah keluarga pemilik lahan.

Bikin Geger, Ini Detail Buku Mencurigakan di Wonogiri yang Dikira Bom

Kutukan Bagi yang Berani Membongkar

Keberadaaan prasasti ini pun mengunggah keingintahuan komunitas pencinta sejarah di Semarang, Lopen. Salah seorang anggota Lopen pernah berusaha menggali cerita atau kisah misteri di balik keberadaan prasasti itu.

Ia juga lah yang memperkenalkan Solopos.com dengan seorang pegiat sejarah Tionghoa di Semarang, Irawan Rahardjo, yang pernah menggali kisah di balik prasasti tersebut.

Menurut Irawan, prasasti itu ditulis dengan huruf China kuno dengan tutur kata yang halus atau sopan. Kendati demikian, isi tulisan itu berisi sebuah ancaman atau kutukan.

Sah! Ade Safri Simanjuntak Jadi Kapolresta Solo Gantikan Andy Rifai

“Itu pakai bahasa kuno dan halus. Saya pernah minta seorang senior untuk menerjemahkan, memang sulit memahami artinya. Sepintas tentang tujuh orang saudara seperguruan yang di kubur di area itu. Dan, prasasti itu berisi kutukan bagi orang yang berani membongkarnya,” jelas Irawan.

Dia mengaku keturunan pendiri prasasti China itu hingga saat ini masih ada. Meski demikian, keturunannya tak berani mengusik.

“Saya kenal dengan cucu dan cicit pendiri prasasti itu. Tapi, mereka tidak mau diekspos. Di sana juga ada makam tahun 1804, jadi kemungkinan kakek buyut pendiri prasasti itu,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya