SOLOPOS.COM - SUkarelawan dari PMI Sragen mengevakuasi jasad pria yang membusuk di sebuah gubuk tua di Cantel Kulon, Sragen Kulon, Sragen, Rabu (30/12/2020) malam. (Istimewa/PMI Sragen)

Solopos.com, SRAGEN -- Warga RT 003/RW 023, Kampung Cantel Kulon, Kelurahan Sragen Kulon, Kabupaten Sragen, digemparkan oleh temuan mayat pria yang membusuk pada Rabu (30/12/2020) sekitar pukul 21.30 WIB. Diduga pria itu telah meninggal dunia sejak dua hari sebelum ditemukan.

Meski sudah membusuk, warga sekitar masih bisa mengenali sosok mayat itu. Dia tak lain adalah Is Diantono, 48, warga setempat yang biasa tinggal di gubuk reyot tersebut. Pria yang mengalami gangguan kejiwaan atau depresi itu biasa nongkrong di kompleks Taman Makam Pahlawan Hasta Manggala Manding, Sragen. Dia tinggal seorang diri di gubuk reyot, bekas rumahnya yang sudah dijual kepada orang lain.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Nekat Rayakan Tahun Baru, Warga Sragen Akan Di-Swab Antigen

Ekspedisi Mudik 2024

Mendapati laporan itu, aparat Polsek Kota Sragen bersama sukarelawan PMI, PSC 119, tenaga medis Puskesmas Kota Sragen mendatangi di lokasi. Polisi dan tenaga medis memeriksa kondisi tubuh jasad tersebut dan meminta keterangan sejumlah saksi mata. Selanjutnya, para sukarelawan mengevakuasi jasad itu ke menuju Kamar Jenazah RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

“Tidak ada tanda-tanda bekas penganiayaan di tubuh jasad itu. Korban punya riwayat depresi sejak lama. Ia biasa bekerja sebagai tukang parkir di kompleks makam. Dia biasa tidur di lantai tanah di gubuk reyot itu. Kemungkinan dia jatuh sakit dan tidak ada yang mengurusi hingga dia meninggal dunia,” terang Kapolsek Kota Sragen, AKP Mashadi, kepada Solopos.com, Kamis (31/12/2020).

Aneh, Motor Tak Dikenal Terparkir 3 Hari Dekat Waduk Gembong Sragen, Pemiliknya Ke Mana?

Gubuk Warisan

Mashadi mengakui gubuk reyot itu sangat tidak layak jadi tempat tinggal. Gubuk itu awalnya merupakah rumah peninggalan orang tua Is Diantono. Akan tetapi, gubuk itu sudah dijual. Meski begitu, gubuk itu masih menjadi tempat tinggal Is Diantono hingga ajal menjemputnya.

“Dia tinggal sendiri di gubuk itu. Dia dapat makan dari hasil mengelola parkir saat ada penguburan jenazah,” jelas Mashadi.

Saat mengevakuasi jasad itu, sukarelawan dari PMI mengenakan balutan pakaian alat pelindung diri (APD) level III sesuai dengan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. “Setelah mengevakuasi jasad tersebut ke Ruang Jenazah RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, relawan PMI menyemprotkan disinfektan ke sekitar gubuk yang menjadi lokasi temuan mayat itu,“ papar Wakil Ketua PMI Sragen, Suwarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya