SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Noyo dan kawan-kawannya asyik nggedebus di Angkringan Pakdhe Harjo ketika dari pesawat radio tersiar berita tentang orang paling dicari sepekan ini, Gayus Tambunan, pegawai negeri anyaran yang langsung memiliki Rp28 miliar dalam tabungannya, ketangkep di Singapura.

“Weh, kalau pelarian kelas teri di Singapura kok ya gampang ditangkep ya… Beda ya dengan buron kelas kakap yang licin bagai belut dan cenderung dilindungi pemerintah negeri itu,” komentar Pakdhe menanggapi berita tersebut.
“Begitulah, Pakdhe… Tiwas repot, gak dilindungi… gak seperti konglomerat hitam yang ngumpet bertahun-tahun dan aman-aman saja di negeri itu. Melindungi pencoleng kok mengklaim diri sebagai negara bersih… Jan, payah tenan Singapur itu,” Noyo menimpali dengan nada geram.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

“Ngomong-ngomong, kemarin jadi setor SPT pajak ndak, Kang… Sampeyan bilang kapok jadi pembayar pajak kalau pengelolaannya masih amburadul… Bahkan, kabarnya, sampeyan jadi anggota 1 juta facebooker penolak bayar pajak segala kan…” kata Dadap.
“Yaa, terpaksa setor, Dap… Piye carane nolak mbayar pajak… lha begitu terima struk gaji bulanan, pendapatan kita langsung ‘digunting’ sama Dinas Pajak je… Mana bisa menghindar. Paling, ya… kalo dapet sabetan sana-sini agak selamat dari gunting pajak he he he…” ujar Noyo sambil tersenyum pahit.

“Kalau aku sih, dari dulu sudah berniat jadi wajib pajak pasif wae… PNPWP ada, ngisi SPT juga iya, tapi sekadar syarat… Percuma, uang yang kita setorkan ke negara banyak ditilap sama pejabat dan staf-stafnya itu…” kata Saragih, seorang makelar proyek, nimbrung pembicaraan.
“Ya ndak boleh gitu… Kalau semua orang berpikiran seperti sampeyan, akan jadi apa negara ini… Bagaimana pemerintahan bisa berjalan kalau tidak ada pemasukan yang jelas dari para wajib pajak,” ujar Pakdhe.

Belum sempat Saragih menanggapi, muncul Suto.

“Lagi ngobrol apa ta, kok sajak gayeng…”
“Ah biasa wae kok, Kang… Ini, nggedebus soal gayus-mayusnya masalah perpajakan di negeri kita… Eh, kepleset… Maksudku, carut-marutnya persoalan makelar kasus pajak di republik ini…” sahut Noyo.

“Dan ini, Bung Saragih bilang kita tidak harus taat bangetbanget untuk urusan pajak, nantinya toh duitnya dikorup juga…”
“Lah, tempo hari sampeyan dapat komisi proyek pengadaan di kabupaten mana itu…. yang nilainya sampai ratusan juta rupiah itu, dilaporkan di SPT ndak,” kata Pakdhe melanjutkan obrolan sambil dengan nada mengusut.

“Ah, tak perlu lah itu… Nanti kalau ada pengusutan kok kekayaan saya lebih besar dari potensi pendapatan yang sebenarnya, saya sudah siap kiatnya…” ujar Saragih.
“Piye ta carane, eh, siapa tahu suatu hari nanti kita juga dapet komisi, jadi bisa dengan mudah menghindarinya,” sahut Suto.
“Bah, itu soal gampang Mas… Ngaku aja bahwa kita dapet hibah… Habis perkara… Emangnya, yang bisa dapat hibah cuma para pejabat pajak doang, enggak lahyauw… Bahwa hibah tersebut
berasal dari setan belang atau iblis kutis, apa peduli mereka. Toh selama ini, yaa… begitulah mekanismenya. Asal sudah mengaku hibah, habis perkara…” jawab Saragih enteng.

“Weleh, edan tenan… kasihan negara kita ya. Potensi pendapatan negara jadi turun gara-gara orangorang seperti sampeyan ini… Kan pajak itu sangat dibutuhkan oleh negara ini untuk membangun dan mengentaskan sejumlah besar rakyat kita dari jurang penderitaan,” sergah Pakdhe.

“Alaaaa Baaang… jangan tidur melulu lah… Banguuun. Lihat tuh mereka, para pemimpin bangsat, eh bangsa, ini saja masih suka menyembunyikan harta kekayaan mereka kok. Ngakunya miskin, tapi bisa membiayai apapun keinginan dan ambisi mereka. Masak, kita melulu yang dikejar-kejar. Kalau memang konsisten, mereka juga dong…” Saragih menegaskan.
“Bung Saragih bener juga… Perilaku rakyat kan mencerminkan apa yang dilakukan pemimpinnya. Kalau pemimpin bersahaja, apa adanya, tidak berpura-pura, rakyat pasti akan tutburi, mengikuti….” kata Noyo sambil merenung.

“Tapi, kalo pemimpinnya juga pada gak jujur, ya beginilah…” “Aduh maaf, Pakdhe… saya harus memenuhi panggilan alam… Pamit dulu semuanya… Kepareng …” ujar Saragih sambil agak kesusu.
“Penggelapan model Gayus ini sudah bukan rahasia lagi. Malah, kata temen sekantorku, dia punya adik sepupu baru kerja di Pajak dua atau tiga tahun, eh… sudah punya rumah menthereng, mobil di garasinya ada beberapa… Pokoke jan ora tinemu nalar…” Barry mencoba menyambung pembicaraan.

“Tapi kan gak bisa di-gebyah uyah ta… Tetangga saya, sudah belasan tahun jadi orang Pajak, kondisinya biasa-biasa saja, nggak begitu mencolok… Cenderung bersahaja, malah…” ujar Pakdhe.
“Saya kira, masih banyak pegawai Pajak yang baik kok. Bahwa ada yang ndak beres, wajar lah…” Suto mengingatkan.
“Hampir di setiap profesi, selalu ada oknum yang menyimpang gitu… Ada beberapa Polisi yang suka minta duit di jalanan, tapi gak sedikit yang jadi Polisi baik-baik. Ada dokter yang mata duitan, jualan obat dengan kedok kemanusiaan, tapi masih banyak dokter yang berbudi luhur…”
“Sebenarnya, urip mono mung saderma mampir ngombe… Kenapa kok sampai ngaya, tega mengambil yang bukan haknya ya…” ujar Pakdhe bernada ngunandika.

“Lha iya ta, Pakdhe… Hidup di dunia ini sangat singkat, ibaratnya sekadar mampir di sebuah tempat untuk melepaskan rasa dahaga. Setelah itu, mesti harus menempuh perjalanan lagi…” ujar Noyorono sok berfi lsafat.
“Karena itu, pas mampir untuk melepas haus jangan minum yang enggakenggak, nanti mengganggu kelancaran perjalanannya..”
“Iya ya… wong hidup cuma sebentar aja kok pada ngejar kekayaan dengan cara yang tidak wajar… Baru kerja beberapa tahun sudah punya tabungan bermiliarmiliar rupiah… Kalau uang halal kok sajak mustahil… Wong kalo dia mati juga tak sepeser pun dibawa…” kata Dadap.

Teman ngobrol yang lainnya pun hanya dapat manggut-manggut, memikirkan kedalaman ujung pembicaraan itu.

Oleh Ahmad Djauhar
KETUA DEWAN REDAKSI HARIAN JOGJA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya