SOLOPOS.COM - Suasana di Monas saat aksi damai 212, 2 Desember 2016. (Istimewa/Twitter/Ahmad Ridho)

Hidayat Nur Wahid menyebut aksi 2 Desember bukan gerakan anti-NKRI.

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa aksi 2 Desember 2016 atau 212 bukanlah gerakan anti NKRI, melainkan aksi membela NKRI dengan mengutamakan penegakan hukum.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

“Jadi, yang justru ingin menghancurkan NKRI adalah pihak yang tidak menghargai nilai Kebhinekaan yang selama ini sangat dijunjung tinggi di Indonesia,” ujarnya, Jumat (2/12/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Hidayat mengakui salah satu bentuk penegakkan hukum adalah atas kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh calon Gubernur DKI Jakrta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). “Siapakah yang penista, itulah yang ingin menghancurkan NKRI,” kata Hidayat, Jumat (2/12/2016).

Dia menambahkan bahwa aksi 212 bukanlah aksi makar, melainkan aksi untuk penegakan hukum yang selama ini dianggap terjadi ketimpangan terhadap Ahok. Menurut Hidayat, Polri, Kejaksaan Agung, dan Mahkamah Agung harus bisa menegakan hukum setegak-tegaknya. “Jadi kita harus ingatkan penegak hukum kita,” ujarnya.

Aksi yang disebut sebagai Aksi Bela Islam 3 dilakukan pagi hingga pukul 13.00 WIB yang terpusat di Lapangan Monas. Sebagian peserta aksi menuntut Ahok ditangkap.

Terlepas dari aksi tersebut, sebelumnya sejumlah nama seperti Ratna Sarumpaet, Ahmad Dhani, Sri Bintang Pamungkas, dan sejumlah orang lain ditangkap oleh polisi untuk dimintai keterangan atas dugaan makar. Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut salat Jumat di Monas bersama peserta aksi yang dipimpin Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya