SOLOPOS.COM - Halth-healths,com

Halth-healths,com

“Mbak memangnya flu singapura itu penyakit apa ta?” ujar seorang ibu kepada Espos sembari menggendong seorang anak balita dalam pelukannya, Senin (28/5). Perempuan separuh baya yang menunggu pengambilan obat di sebuah rumah sakit di Solo mengajukan pertanyaan itu lantaran ia khawatir penyakit flu singapura menyerang keluarganya.
“Keponakan saya sekarang sedang sakit tapi kata dokter enggak apa-apa cuma batuk-batuk saja. Mudah-mudahan cepat sembuh. Tapi akhir-akhir ini katanya banyak anak yang terkena penyakit flu singapura, saya tidak tahu itu penyakit apa,” tukasnya.
Seperti kata perempuan itu, penyakit flu singapura atau tepatnya virus singapura kini kembali naik daun setelah wabah penyakit tersebut menyerang beberapa daerah di wilayah Soloraya seperti Wonogiri, Sukoharjo dan baru-baru ini dilaporkan terjadi di Boyolali dan Karanganyar.
Walaupun kasus penyakit yang dalam istilah medis disebut hand foot and mouth disease (HFMD) atau penyakit tangan, kaki dan mulut  ini sudah lama ditemukan di Indonesia namun belum semua masyarakat mengetahui penyakit menular tersebut.
Dokter spesialis anak RS Panti Waluyo Solo, Pongky Suryo Triwati, mengatakan selama ini banyak orang keliru menyebut penyakit HFMD sebagai flu singapura. Padahal, penyakit itu lebih tepat disebut virus singapura. Menurutnya, penyakit itu disebabkan adanya serangan entro virus 71 atau virus coxsackie dalam tubuh. Penyakit ini umumnya menyerang anak di bawah usia 10 tahun khususnya para anak balita.
Mengapa virus ini disebut virus singapura? Menurut Pongky, diperkirakan penyakit tersebut kali pertama ditemukan di Singapura. Di Indonesia, wabah atau kejadian luar biasa (KLB) virus singapura terjadi dalam 10 tahun terakhir.
Gejala lengkap yang ditimbulkan penyakit tersebut meliputi demam, lesu, pusing, sakit kepala, nyeri telan, capai, rewel, nafsu makan dan minum menurun dan ada pula yang disertai diare. Gejala lainnya, sambung Pongky, di mulut ada luka cekungan atau sariawan berwarna merah maupun putih yang menyeluruh, terdapat bintik merah pada telapak tangan, kaki serta daerah sekitar pantat. Bintik merah yang ditimbulkan akibat virus tersebut menyerupai bentol namun ukurannya tidak terlalu besar sekitar dua milimeter.
“Kalau flu seperti influenza virus menyebabkan batuk atau gangguan pada saluran pernapasan. Sedangkan virus singapura menyerang telapak tangan dan telapak kaki serta mulut. Gejala yang ditimbulkan virus singapura tergantung penderita, ada yang serangannya ringan dan berat,” katanya ketika dijumpai Espos  di ruang kerjanya, Senin (28/5).
Bintik merah di telapak tangan, kaki dan daerah sekitar pantat bisa menyebabkan infeksi sekunder apalagi ketika digaruk, bintik itu akan nanah terutama ketika tangan dalam keadaan kotor.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Pongky menyebut virus singapura cepat menular. Penularannya bisa melalui sentuhan langsung maupun udara.
Masa inkubasi atau virus masuk ke tubuh hingga muncul penyakit 3-7 hari. Dia mengakui saat ini kasus virus singapura banyak ditemukan salah satunya dipengaruhi musim yang tidak jelas.
“Bulan ini banyak yang kena virus singapura. Hari ini, saya juga menemukan pasien dari Kerten, Solo yang terkena penyakit tersebut,” katanya.
Lantaran begitu cepat penularannya, Pongky menyarankan agar penderita penyakit tersebut untuk sementara tidak bersekolah atau keluar rumah. Hal itu untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut kepada orang lain. “Di Malaysia dan Singapura pernah ditemukan sekelas kena penyakit virus singapura. Di Indonesia juga bisa saja terjadi. Karena itu, guru maupun orangtua sebaiknya lebih hati-hati dan mengetahui tentang penyakit tersebut,” katanya.
Pongky menambahkan kendati umumnya virus singapura menyerang anak di bawah usia 10 tahun, orang dewasa pun bisa terkena penyakit menular ini. Namun, kasus tersebut jarang terjadi.

Kendati demikian, Pongky berharap masyarakat tidak khawatir berlebihan terhadap penyakit ini lantaran virus singapura tergolong  penyakit self limiting disease atau bisa sembuh sendiri bila daya tahan butuh anak atau penderita kuat. “Penyakit ini termasuk virus ringan tapi tetap harus segera diobati,” imbuhnya.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Solo, dr Titiek Kadarsih, meminta masyarakat waspada terutama setelah bepergian ke tempat yang ada kasus virus singapura. “Kalaupun harus pergi ke tempat yang ada kasusnya, sebaiknya menggunakan masker,” kataya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya