SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Dinas Pertanian Kota Solo (Dispertan) semakin memperketat pengawasan penjualan hewan kurban dadakan atau pasar tiban menjelang pelaksanaan Idul Adha.  Hal ini seiring merebaknya penjualan hewan kurban dadakan di Kota Solo.

Kepala Dispertan Solo Weni Ekayanti ketika dijumpai Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (22/10/2012), mengatakan menerjunkan tim khusus untuk memantau penjualan hewan kurban menjelang pelaksanaan Idul Adha. Sebanyak lima tim, masing-masing tim beranggotakan delapan petugas disebar di lima kecamatan di Kota Solo. Tim tersebut bertugas untuk memantau dan mengawasi penjualan hewan kurban.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tim sudah bergerak mulai Jumat (19/10) lalu. Tim ini tugasnya memeriksa hewan kurban,” katanya.

Dia menerangkan petugas akan memeriksa satu per satu hewan kurban yang dijual di pasaran. Utamanya, dia menambahkan hewan kurban yang dijual di pasar tiban atau pasar dadakan menjelang pelaksanaan Idul Adha. Nantinya, dia mengatakan petugas akan memberikan surat hasil pemeriksaan ke pedagang. Selain itu, petugas akan memberikan tanda “L” yang artinya layak dan dinyatakan lulus di tubuh hewan kurban tersebut.

“Jadi tahun ini beda dengan tahun lalu yang hanya member surat hasil pemeriksaan saja. Tapi sekarang kami beri tanda “L” di hewan kurbannya,” katanya.

Dia mengharapkan warga selektif dalam memilih hewan kurban. Selama ini, dia mengatakan temuan di lapangan sering menemukan hewan kurban yang belum cukup umur. Menurutnya hewan kurban yang dijual di pasaran harus memenuhi kriteria cukup umur, sehat, dan tidak catat serta mengantongi surat kesehatan hewan (SKH) dari dinas terkait asal hewan kurban. Sejauh ini, dia menuturkan belum menemukan hewan kurban yang bermasalah.

“Untuk kambing usinya harus di atas 1 tahun dan sapi dua tahun. Kalau belum cukup umur, tidak sehat dan catat jangan dibeli,” katanya.

Dia mengimbau dalam pelaksanaan pemotongan hewan kurban untuk tidak membuang limbah darah dan isi lambung sembarangan. Warga diimbau membuat lubang untuk membuang limbah kurban tersebut. Selain itu dalam pengemasan nanti tidak menggunakan plastik berwarna hitam atau daur ulang karena mengandung timbal.

“Kami sudah membuat surat edaran ke kelurahan untuk ditindaklanjuti ke tempat pemotongan hewan kurban nanti. Kami harapkan warga bisa melaksanakannya,” pintanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya