SOLOPOS.COM - Salah satu PKL di alun-alun Wates, Lili Purwani, 35, warga Terbah, Wates, Kulonprogo, saat melayani salah satu pembeli pada Kamis (17/3/2022). Lili jadi salah satu wargs yang menjerit atas naiknya harga minyak goreng. (Harian Jogja/Hafit Yudi Suprobo)

Solopos.com, KULONPROGO — Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) maupun pedagang pasar tradisional di Kulonprogo, DI Yogyakarta, kecewa terhadap kebijakan pemerintah pusat yang mencabut peraturan terkait harga eceran tertinggi (HET) untuk komoditas minyak goreng. Para pedagang mengaku semakin kesulitan setelah kebijakan tersebut berlaku.

Seorang PKL di Alun-alun Wates, Lili Purwani, 35, mengatakan harga minyak goreng di toko swalayan kini melambung tinggi. Dia bahkan memutuskan tidak jadi membeli minyak goreng yang harganya naik tinggi itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya sempat ke sebuah toko swalayan. Saya senang sudah ad aminyak goreng lagi. Alhamdulillah nemu minyak. Setelah sampai di kasir ternyata harga minyak goreng kemasan dua liter dibanderol dengan harga Rp51.500. Akhirnya, saya tidak jadi beli soalnya mahal banget,” kata pedagang telur gulung dan jajanan ringan lainnya itu, Kamis (17/3/2022).

Baca Juga: Jadi Muncikari Prostitusi Online di Jogja, Pemuda Ini Ditahan Polisi

Warga Terbah, Wates, Kulonprogo itu mengatakan kenaikan harga minyak goreng ini sayang disayangkan. Harga minyak goreng yang selangit sangat membebaninya. Terlebih makanan yang dijualnya sangat tergantung dengan minyak goreng.

“Ini naiknya drastis sekali ya. Masak langsung Rp10.000. Kasian saya ini lo pedagang yang jualan gorengan-gorengan. Saya menyayangkan lah kenaikan minyak goreng. Kemarin subsidi satu liternya Rp14.000. Sekarang jadi Rp24.000. Dan yang 2 liter jadi Rp51.000,” jelas Lili.

Dia berencana beralih menggunakan minyak goreng curah sebagai pengganti minyak kemasan. Harga minyak goreng curah masih sekitar Rp20.000 per liter.

Baca Juga: Curi Kayu Roboh di Hutan, Petani Gunungkidul Terancam 5 Tahun Penjara

Pedagang di Pasar Wates, Dwi Erawati, 56, warga Giripeni, Wates juga mengeluhkan hal yang sama. Sejak kemarin siang, harga minyak sudah diangka Rp50.000 untuk ukuran dua liter.

“Naiknya itu sejak kemarin siang. Stok minyak goreng kemasan maupun curah masih sulit. Harga yang merek Sunco itu Rp50.000 per 2 liter tapi saya belum jual,” kata dia.

Era menuturkan penjualan minyak goreng sendiri mengalami penurunan sejak diberlakukannya kenaikan harga. Dia berharap supaya pemerintah menerbitkan kebijakan yang solutif dan berpihak kepada rakyat.

Kepala Disperindah Kulonprogo, Sudarna, mengatakan saat ini ketersediaan minyak goreng di Kulonprogo masih tersedia. Minyak goreng juga tersedia di toko berjejaring dan swalayan.

Baca Juga: Pangeran Mangkubumi, Arsitek Keraton Solo & Jogja Rajin Puasa Sunah

“Kami melakukan pemantauan kemarin. Stok minyak goreng tersedia. Meskipun, harganya sudah berubah ya per dua liter harganya Rp47.000. Untuk per liternya seharga Rp24.000,” kata Sudarna.

Dia tidak menampik bahwa stok minyak goreng masih langka di sejumlah toko non berjejaring maupun swalayan. Namun, jawatannya optimistis jika kelangkaan komoditas minyak goreng di Kulonprogo hanya berlangsung sementara.

“Distributor dipastikan tetap menyuplai produknya ke toko-toko langganan. Dari informasi yang kami peroleh dari toko-toko yang mengalami kelangkaan komoditas minyak goreng, sekarang sedang dalam proses pemesanan. Mudah-mudahan hari ini sudah berubah lagi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya