SOLOPOS.COM - Heru Hartanto (JIBI/SOLOPOS/Tika Sekar Arum)

Heru Hartanto (JIBI/SOLOPOS/Tika Sekar Arum)

Momen arus mudik dan arus balik Lebaran senantiasa mengubah pola kehidupan Heru Hartanto, 35, Kepala Stasiun Jebres Solo.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Jika pada hari biasa, dia bisa rutin pulang ke rumah di Banjar Asri, Sragen Kota, Kabupaten Sragen, kini hasrat untuk pulang harus ditahan sementara.

Demi menjalankan tugas memberikan layanan kereta api (KA) yang melintas maupun berangkat dari Stasiun Jebres, dia terpaksa menunda pulang.

Jumat (2/9/2011) siang, saat ditemui Espos, di Stasiun Jebres, Heru tengah sibuk melayani pertanyaan para peminat KA. Meski di papan pengumuman telah tercantum informasi, puluhan orang yang sama-sama berkeinginan mendapat layanan KA tetap saja memilih bertanya kepada petugas.

“Hari ini (kemarin-red) masih bisa naik ekonomi, Pak?” tanya seorang peminat KA.

Heru pun menjawab tegas, “Mohon maaf Bapak, kami sudah informasikan di papan ini dan tiket yang Bapak maksud sudah habis.”

Tak hanya sekali, ratusan pertanyaan kerap menghampirinya ketika tengah memantau kondisi layanan tiket. Menurut Heru, mendapat protes, pertanyaan, bahkan makian, adalah hal wajar di tengah ramainya naik turun penumpang di stasiun.

Terlebih, Stasiun Jebres yang dia kepalai menjadi stasiun jujugan bagi masyarakat Solo, Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, hingga Wonogiri. Sikap sabar harus senantiasa dipegang teguh saat bertugas. Bapak dua anak kelahiran tahun 1976 ini menganggap hal itu sebagai ladang amal.

“Panas-panas, orang marah-marah ya kami dengarkan. Bersyukur kami masih bisa membuat orang lain lega setelah marah. Kalau layanan bagus, kami dipuji, ya itu juga ladang amal,” ujar dia.

Semenjak menjadi pegawai PT KA Indonesia, Heru mengaku telah 15 tahun tidak merasakan Lebaran bersama keluarga. Masa Lebaran dihabiskannya untuk bertugas mengatur layanan KA di stasiun.

Heru tercatat pernah mengepalai empat stasiun kendati usianya terhitung masih muda. Di antara stasiun yang pernah dipimpinnya adalah Stasiun Kedung Banteng, Stasiun Sragen dan sejak September 2010 hingga saat ini, Stasiun Jebres.

Selama bertugas, Heru berusaha memegang komitmen untuk memberikan layanan terbaik. Gara-gara itu, masa Lebaran kali ini, dia rela tidur empat hari di stasiun dengan fasilitas yang bisa dipastikan jauh dari kenyamanan rumah.

Bersama pegawai operasional PT KA lain dia tetap masuk kerja selama Lebaran dengan sistem shift; masuk pagi, siang atau malam. “Kadang juga libur tetap masuk karena banyak pekerjaan.”

Kini, di tengah banyaknya sorotan publik terhadap layanan PT KA Indonesia, dia menegaskan akan menjalankan instruksi atasan dengan konsisten. Seperti saat ini, ketika PT KA menerapkan aturan larangan bagi masyarakat yang tidak memegang tiket untuk masuk stasiun dan larangan bagi pemegang tiket untuk masuk stasiun sebelum sejam keberangkatan, Heru kukuh menjalankan aturan tersebut.

Dia pun tak lupa keliling stasiun untuk mengingatkan petugas selalu mengecek tiket penumpang agar tidak ada penumpang nakal yang masuk stasiun, lantas menerobos masuk KA tanpa tiket.

Bagi dia perubahan aturan menuju lebih baik harus didukung, meski dia sadar masyarakat tidak akan semudah itu menerima. “Setiap awal adalah pembelajaran,” tegas Heru.

(Tika Sekar Arum)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya