SOLOPOS.COM - Mbah Sudiro (Harian Jogja-Hafit Yudi Suprobo)

Solopos.com, SLEMAN -- Selain Sudarwanto alias Kodir, 37, warga Kembang Arum, Donokerto, Turi, Sleman, ada juga warga lain yang rela berkorban menyelamatkan siswa SMPN 1 Turi yang hanyut di Sungai Sempor, Dukuh, Donokerto, Turi, Sleman, Jumat (21/2/2020) lalu.

Pahlawan itu bernama Ahmad Hidayat alias Sudiro, 71, warga Dukuh, Donokerto, Turi Sleman. Sudiro tercatat menjadi salah satu orang yang berjasa dengan aksi penyelamatannya terhadap siswa SMPN 1 Turi itu. Dia bergerak setelah mendengar teriakan anak minta tolong dari dalam kali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat itu, Sudiro yang menjadi Mbah Kaum atau Rois di Dukuh Donokerto pada Jumat lalu berniat ingin membersihkan makam dukuh setelah salat Jumat. Aksi bersih-bersih itu dia lakukan setelah diberitahu Kepala Dukuh karena pada Minggu (23/2/2020) akan dilaksanakan kegiatan kerja bakti di makam tersebut.

Dianggap Religius, Elektabilitas Anies Baswedan Susul Prabowo

"Tiba-tiba sekira pukul 15.30 WIB saya dapat kabar dari anak saya ada anak yang minta tolong dari kali, mereka hanyut, saya langsung menuju ke kali, langsung turun menuju ke kali dari makam," ujar Sudiro, Senin (24/2/2020).

Sudiro atau akrab disapa Mbah Rois sesungguhnya sudah bertanya-tanya ketika dia sedang bersih-bersih di makam. Di dalam hatinya dia bertanya-tanya mengapa anak-anak melakukan kegiatan di kali setelah hujan deras. Kebetulan jarak makam menuju Sungai Sempor hanya sekitar 10 meter.

Pilpres 2024: Tak Ada Jokowi, Elektabilitas Prabowo Subianto Tertinggi

"Saya sempat menyelamatkan lima orang siswa, kebetulan siswa perempuan yang meminta tolong. Kebetulan tangan dari salah satu anak itu kiwir-kiwir [seperti patah tulang]. Saya tanya kenapa mbak, ia menjawab, tadi sempat terbentur tebing. Sesampainya mereka [korban] di atas, ada satu siswa yang pingsan," jelasnya.

Setelah menolong kelima siswa tersebut, Sudiro dibantu sekitar 10 warga Dukuh yang juga notabene sudah sepuh tidak patah arang. Dia menuju ke sebelah utara kali karena masih ada siswa yang terancam hanyut. Di sana, ada sekitar 10 siswa yang membutuhkan pertolongan.

"Saya mengambil dua bilah bambu, saya taruh dan saya tempelkan ke tebing agar mempermudah siswa untuk mencapai tebing, dan mempermudah menyeberang sungai. Satu siswa ndak berani lewat mungkin karena trauma, akhirnya saya gendong," terangnya.

Mahathir Mohamad Mundur, Anwar Ibrahim Merasa Dikhianati

Saat dengan gagah berani menggendong salah satu korban yang tidak berani melewati derasnya aliran sungai. Namun di usianya yang sudah tidak lagi muda, Sudiro sempat terpeleset dan kaki kanannya terjepit di sela-sela batu Sungai Sempor.

"Karena keadaan yang sangat genting, saya coba tidak rasakan sakit di kaki saya, walaupun darah juga bercucuran di kaki. Saya tetap maju, saya paksakan kaki saya untuk melangkah. Akhirnya kaki saya pun sempat luka sobek, mungkin kena tajamnya batu wadas di sungai. Alhamdulillah saya direndam dengan air garam juga sudah lumayan, petugas Dinas Kesehatan [Sleman] juga sempat data ke sini [rumah Sudiro]," jelasnya.

Kepala SMP Kristen Kalam Kudus Solo Dilaporkan Wali Murid Ke Polisi

Di sebelah utara Sungai Sempor, lanjut Sudiro, situasi lebih menyeramkan. Di sana ada siswi yang masih terjebak di aliran Kali Sempor yang berwarna coklat dan deras. Bahkan, tebingnya lebih curam di titik Sungai Sempor tempat Sudiro menyelamatkan kelima siswa SMPN 1 Turi.

"Mereka hanya pegangan akar pohon yang terdapat di pinggir kali, itu kalau sampai lepas mereka juga bisa hanyut. Dengan kesigapan penuh, warga menyiapkan tangga, akhirnya siswa bisa naik ke pinggir sungai, siswa yang masih terjebak juga dibantu naik oleh Mas Kodir, beliau lari dari selatan ke Utara," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya