SOLOPOS.COM - Pakar pemasaran, Hermawan Kartajaya menyampaikan materi saat menjadi pembicara dalam Business Luch bertema Kiat Mengalihkan Pasar Ekspor Konvensional dan Mengembangkan Pasar Domestik di The Sunan Hotel, Solo, Kamis (5/7/2012). Kegiatan itu diselenggarakan Bank Indonesia Perwakilan Solo bekerjasama dengan Sub Badan Musyawarah Perbankan Daerah (SBMPD) Solo. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Solopos.com, SURABAYA — Bank Indonesia (BI) diminta mengemas diri seperti JKT48, begitu pesan pakar pemasaran Hermawan Kartajaya. Saran itu menurutnya agar BI tetap berada di hati masyarakat.

Hermawan menilai grup JKT48 memukau tidak hanya karena penampilannya. Selain faktor itu, mereka ternyata mampu membangun tempat di hati penggemar.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

“Saya heran penggemarnya bisa datang konser tepat waktu, taat saat diminta tak berdiri atau memotret. Itu tanda mereka ada di hati penggemarnya,” jelas Hermawan yang pernah menonton konser JKT48 di FX Sudirman Jakarta.

Hermawan mencontohkan soal fenomena JKT48 guna menggambarkan kekuatan hubungan emosional antara konsumen dengan produsen. Dalam konteks bank, BI dinilai harus membangun hubungan emosional pula setelah mengalihkan kewenangan pengawasan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun ini.

Bank, kata Hermawan, identik dengan kesan eksklusif. Namun, pola itu tidak relevan dipertahankan mengingat hubungan produsen dan konsumen semakin horisontal, tidak lagi vertikal.

“Saat konser, mereka memperkenalkan diri dan saling memberi kesempatan anggota lain memberi penilaian. Semisal menilai temannya di belakang panggung suka makan banyak,” urai Hermawan menggambarkan keterbukaan JKT48.

Keterbukaan dan berani membuka diri menurut Hermawan salah satu jalan membangun hubungan emosional. Sehingga BI disarankan untuk membuka informasi kepada publik soal ekonomi makro yang didapati sehingga publik merasa dekat.

“BI dan OJK saya rasa perlu rutin menjelaskan ke publik soal temuannya,” katanya soal trik menjaga kedekatan dengan kalangan dunia usaha saat seminar di Bank Indonesia Regional IV Jawa Timur, Senin (9/12/2013).

Hermawan menambahkan BI juga perlu lebih sering mengunjungi mitra atau blusukan ke lapangan secara rutin. Cara itu dinilai juga ampuh mengetahui fakta sekaligus membangun relasi dengan mitra.

Seperti diketahui, BI per Januari 2014 mengalihkan kewenangan pengawasan bank ke Otoritas Jasa Keuangan. Lembaga itu lantas hanya mengawasi antara lain soal makro prudential, inflasi dan sistem pembayaran.

Kepala BI Regional IV Jawa Timur Dwi Pranoto menuturkan pada 2013 telah membina hubungan dengan 500 responden. Mitra memberi informasi soal kinerja perekonomian.

“Kami tahun depan berdasar saran pemasaran tentu akan menambah responden industri yang prioritas,” jelasnya.

Dia menilai memperbanyak dan memperdalam kualitas responden penting karena makro ekonomi tidak hanya soal kinerja di atas kertas. Inflasi sebagai misal dipengaruhi pula faktor ekspektasi.

“Tantangan kami memang memotret bagaimana pemikiran masyarakat dan pelaku usaha,” tegasnya.

Sebagai bagian memotret fenomena ekonomi di daerah, BI Jawa Timur sedang mendorong pembentukan 5 tim pemantau inflasi daerah (TPID) di 2014. Lembaga itu akan memperkuat informasi 8 TPID yang sudah ada.

Data dari tim yang di antaranya berupa daftar harga kebutuhan pokok. Nah, data itu dikumpulkan sebagai peta potensi goncangan ekonomi penyumbang atau penekan inflasi.

Di sisi lain, 22 hari menjelang pengalihan kewenangan pengawasan bank dari BI ke Otoritas Jasa Keuangan, sebuah ruangan di lantai IV Gedung Bank Indonesia Jalan Pahlawan Surabaya akan ditempati OJK. Server dan sarana pendukung pengawasan perbankan siap diklaim siap digunakan.

Kolaborasi BI dan OJK dalam satu gedung diharapkan penanda kerja sama baik ke depan. Bila mereka kompak serupa seperti JKT48 tentu harapannya rekomendasi dan penelitian yang dihasilkan bisa memberi acuan arah ekonomi ke depan. Semoga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya