SOLOPOS.COM - Hendrati Sri Kristiyaningsih (Asiska Riviyastuti/JIBI/SOLOPOS)

Hendrati Sri Kristiyaningsih (Asiska Riviyastuti/JIBI/SOLOPOS)

Bagi kebanyakan orang, barang-barang bekas merupakan sampah dan harus dibuang. Namun bagi Hendrati Sri Kristiyaningsih, 46, sampah telah mengantarkan dia mendapat berbagai penghargaan, baik lokal maupun nasional.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, Hendrati, sapaan akrabnya, sudah membuat berbagai macam kreatifitas. Ketika kelas 3 SMP, keluarganya pindah dari Semarang ke Karanggede, Boyolali. Di daerah barunya tersebut, dia mengaku menemukan banyak barang bekas. Berangkat dari kepedulian terhadap lingkungan dan berbekal kreatifitas yang ia miliki, kemudian wanita berkacamata ini memiliki pemikiran untuk memanfaatkan limbah-limbah tersebut.

“Awalnya saya membuat barang-barang dari kain perca, kemudian ikut perlombaan dan dapat juara 2. Teman saya bilang kalau buatan saya bagus, kenapa tidak dipasarkan saja? Dan kebetulan juga waktu itu sedang membutuhkan tambahan pendapatan. Dari situ kemudian saya mulai membuka usaha daur ulang limbah,” ungkapnya, saat ditemui Solopos.com, Rabu (5/9/2012), di rumahnya di Perumahan Bumi Singkil Permai 01/13/Karanggeneng, Boyolali.

Dia mengaku tidak berusaha untuk mempromosikan usahanya. Penyebaran informasinya hanya dari mulut ke mulut. Hendrati memanfaatkan kertas bekas, plastik, daun kering dan biji-bijian untuk membuat kerajinan. Pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Boyolali ini mengaku dulu ketika pengusaha daur ulang belum banyak, dalam satu bulan, omzetnya bisa mencapai Rp10 juta. Namun sekarang, dalam sebulan, ibu enam anak ini mendapatkan Rp3 juta dari menjual barang-barang daur ulang.

 Pelatihan Gratis

Pelanggan Hendrati bukan hanya orang lokal Boyolali, tapi juga pembeli dari luar kota bahkan luar negeri. Sementara karena kepeduliannya terhadap lingkungan hidup, istri Ir. Eko Agus Sunan ini dipercaya Badan Lingkungan Hidup (BLH) Propinsi Jawa Tengah untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat terkait dengan pemanfaatan limbah. “Hampir semua kota dan kabupaten yang ada di Jawa Tengah sudah saya kunjungi untuk memberikan pelatihan,” ungkapnya.

Baginya yang terpenting adalah dia bisa memberikan manfaat kepada lingkungan sekitar dan mendapatkan tambahan penghasilan yang halal. Dia percaya jika memberikan kemudahan kepada orang lain, Tuhan akan memberikan kemudahan kepada dia dan keluarganya.

Lebih lanjut, Hendrati juga menuturkan, dia sangat terbuka jika ada masyarakat yang ingin belajar membuat kerajinan dari limbah. “Bagi siapa saja yang ingin belajar membuat kerajinan dari limbah, silakan datang ke sanggar saya. Belajar disini gratis, tidak dipungut biaya,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya