Solopos.com, SUKOHARJO — Sekeluarga yang terpaksa tidur di kolong meja lapak wedangan depan SMPN 3 Kartasura, Sukoharjo, karena tak mampu bayar sewa indekos kini tengah diliputi kebingungan.
Pemicunya karena beberapa dari delapan anak yang masih ikut pasangan bakul wedangan, Cahyo Yulianto, 50, dan Wiwin Haryati, 48, asal Dukuh Kalitan, Desa Kertonatan, Kartasura, Sukoharjo, itu masih usia sekolah. Dari delapan anak yang tinggal bersama pasutri itu, ada tiga anak yang masih SD dan satu anak SMP.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Dalam waktu tak lama lagi, anak-anak yang masih sekolah itu harus ikut pembelajaran tatap muka (PTM). Wiwin mengakui dalam beberapa hari ini dilanda keresahan karena akan ada uji coba pembelajaran tatap muka (PTM).
Baca Juga: Ngenes! Tak Kuat Bayar Indekos, Pasutri Ajak 8 Anaknya Tidur Di Kolong Meja Wedangan Kartasura
Anak-anaknya tak lagi memiliki seragam sekolah dan sepatu. Bahkan tas dan perlengkapan sekolah lainnya pun untuk anaknya tak punya. “Bingung saya mau masuk sekolah tapi tidak ada seragam, tas, dan sepatu,” ungkap Wiwin saat ditemui Solopos.com di lapak wedangannya, Rabu (15/9/2021).
Wiwin merasa bersalah sebagai orang tua belum mampu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Namun, Wiwin dan suaminya memiliki tanggung jawab besar membesarkan anak-anak mereka.
Nunggak Pembayaran Biaya Sekolah
Anak-anak pasutri ini yang berjumlah 13 orang sebagian besar tidak mampu menyelesaikan pendidikan hingga jenjang SMA, karena terimpit masalah ekonomi. Bahkan satu anaknya terpaksa tak bisa melanjutkan ke jenjang SMP karena tidak memiliki biaya sekolah.
Baca Juga: Sekeluarga Tidur di Kolong Meja Wedangan Kartasura, Sang Ibu Ternyata Sudah Lama Sakit
“Sekarang bantu-bantu jualan di wedangan. Padahal anaknya ingin sekolah, tapi kami tidak punya uang. Yang masih sekolah saja nunggak-nunggak pembayaran,” ungkapnya.
Sebagaimana diinformasikan, sudah empat hari ini pasutri dengan delapan anak itu terpaksa tinggal dan tidur di kolong meja lapak jualannya. Kolong meja berukuran 2 meter × 1 meter harus digunakan sebagai tempat tidur delapan anak dari pasutri tersebut.
Baca Juga: 2 Orang di Sukoharjo Tepergok Buang Limbah ke Bengawan Solo Pakai Mobil Bak Terbuka
Tak ada bantal maupun guling di sana. Hanya terlihat kipas angin kecil dan beberapa lembar baju dan sarung. Mereka tidur hanya beralaskan tikar tipis dan beratapkan terpal. Sementara Cahyo dan sang istri tidur di lincak wedangan.
“Sudah empat hari tidur disini [lapak wedangan] karena tidak mampu bayar kos,” kata Wiwin yang memiliki benjolan besar di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening. Wiwin sudah menderita penyakit itu selama 17 tahun.