SOLOPOS.COM - Ilustrasi siswa sekolah inklusif didampingi guru (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, KULONPROGO, Salah satu orangtua siswa berkebutuhan khusus, Nanang, warga pedukuhan Kedung Galih, Pengasih menuturkan anaknya tidak diterima di beberapa sekolah dasar negeri di kecamatan ini.

Semula dia hendak mendaftarkan anaknya ke SDN 3 Pengasih, namun sekolah menolak si anak. Hal yang sama juga terjadi saat mendaftar di SDN 1 Pengasih dengan alasan tidak dapat memfasilitasi anak yang tidak bisa berjalan.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

“Katanya sekolah ini tidak punya sarana dan prasarana untuk anak berkebutuhan khusus,” ujar Nanang, Jumat (4//20147).

Nanang mengungkapkan kedua sekolah ini dipilihnya lantaran lokasinya yang dekat dengan rumah. Dengan lokasi yang dekat tersebut, akses si anak saat sekolah dengan kursi roda bisa lebih dekat dari rumah ke sekolah.

“Dari sekolah-sekolah itu, saya diarahkan ke SD inklusi yang ada di Desa Margosari. Kalau dari rumah lokasinya cukup jauh dan cukup menyulitkan kami, karena anak saya pakai kursi roda,” jelas Nanang.

Nanang mengaku sangat menyayangkan tidak diberlakukannya kuota untuk anak berkebutuhan khusus di sekolah tersebut.

Arahan pihak sekolah untuk memilih sekolah inklusi tersebut sempat membuat si anak kecewa dan lantas meminta agar sekalian saja disekolahkan ke sekolah yang terdapat anak-anak yang menggunakan kursi roda.

“Saya tidak masalah anak saya tidak dapat diterima di sekolah itu. Namun, kalaupun nanti seandainya diterima, saya tidak mau lagi. Percuma kalau penerimaannya nanti dengan terpaksa,” tandas Nanang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya