SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa)

Helikopter yang jatuh di Sleman kemarin masih diliputi pertanyaan bagaimana seorang warga sipil bernama Francisca bisa ikut dalam penerbangan.

Solopos.com, KARANGANYAR — Salah satu korban meninggal dunia dalam helikopter yang jatuh di Sleman, DIY Jumat lalu, Fransisca Nila Agustin, dimakamkan di makam desa Kradenan, Blulukan, Colomadu, Karanganyar, Sabtu (9/7/2016). Keberadaan satu-satunya perempuan penumpang sipil dalam helikopter Bell 205 HA-5073 nahas itu masih menjadi pertanyaan besar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelum naik helikopter milik Skadron 11/Serbu Pusat Penerbang TNI AD yang akhirnya jatuh di dusun Kowang, Taman Martani, Kalasan, Sleman, ini, Francisca sudah diperingatkan adiknya, Bayu Sigit Pamungkas. Ada sepotong informasi yang menyebutkan seseorang mengajaknya naik helikopter.

Ekspedisi Mudik 2024

“Ketika itu, dia ditelepon temannya agar cepat-cepat ke Adi Soemarmo diajak naik heli. Karena dia tergesa-gesa saya sarankan mending tidak usah berangkat,” ujar Bayu ketika ditemui di sela-sela menunggu pemakaman kakaknya, Sabtu (9/7/2016) pagi.

Namun, ujar Bayu, Fransisca yang melakukan percakapan terakhir dengan adik bungsunya itu tak menggubris peringatan adiknya. Dia tetap ingin naik heli, sehingga dengan tergesa-gesa langsung meluncur ke Bandara Adi Soemarmo.

Bayu mengaku tak tahu siapa teman Fransisca yang menelepon. Akhirnya sekitar pukul 14.25 WIB, Francisca berangkat diantar temannya. Tak lama kemudian dia mendapatkan pesan via Blackberry Messenger (BBM) dari temannya bahwa terjadi kecelakaan helikopter di Sleman. Setelah melihat televisi, Bayu langsung mencari taksi untuk mengajak ayahnya pergi ke Jogja.

Francisca diketahui bekerja sebagai bidan di salah satu klinik di kawasan Colomadu, Karanganyar. Perempuan lajang itu merupakan warga RT 001/RW 001 Dusun Serangan, Desa Blulukan, Colomadu, Karanganyar. Baca juga: Inilah Sosok Francisca Nila Agustin.

“Saya juga tidak tahu karena setahu saya Mbak Nila bekerja di klinik dekat sini. Kalau pengin jelas nanti tanya ke orang tuanya yang saat ini lagi njemput Ke Jogja,” ujar ketua RT 001, Jimanto, Jumat malam.

Sepengetahuan Jimanto, Nila dikenal baik dalam pergaulan di masyarakat kampung tersebut. Karena itu warga banyak yang mengenal nama Francisca yang sering dipanggil dengan sebutan Nila. Dia menjelaskan Nila adalah putra kedua dari tiga bersaudara pasangan Sri Marjono dan Sri Widati.

Sejumlah anggota TNI dan Polri pada Jumat malam beberapa di antaranya juga bertanya tentang keberadaan Nila. Namun karena keluarga Nila tak ada yang di rumah karena menjemput korban ke Jogja, mereka juga tak mendapat kepastian. Baca: Cuma 5 Nama di Manifest, Masuknya Francisca di Heli Pengamanan Presiden Diselidiki.

Berdasarkan sumber Harian Jogja, dalam manifest sesuai dengan Surat Perintah Terbang nomor SPT/1175/VII/2016 yang dikeluarkan oleh Pusat Penerbangan Angkatan Darat pada tanggal 5 Juli 2016, hanya ada lima penumpang. Mereka terdiri atas Kapten Cpn Titus B. Sinaga selaku komandan pesawat, Letda Cpn Angga Juang sebagai Wakil Komandan Pesawat, serta tiga anggota yaitu Serka Rochmad, Kopda Sukoco dan Serda Yogi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya