SOLOPOS.COM - 3 Jenazah Helikopter Jatuh Diterima di RS Harjolukito (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Helikopter yang jatuh di Sleman menimbulkan tanda tanya besar, khususnya keberadaan Francisca, perempuan sipil di heli pengamanan Presiden itu.

Solopos.com, SLEMAN — TNI AD langsung membentuk tim investigasi jatuhnya helikopter Bell 205 di Kalasan, Sleman, Jumat (8/7/2016). Bahkan, tim tersebut telah diberangkatkan ke Jogja malam ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kadispen TNI AD, Brigjen Sabrar Fadhilah, menyebutkan langkah yang dilakukan TNI setelah evakuasi adalah melokalisasi tempat jatuhnya helikopter. Hal itu untuk mempermudah tim investigasi menyelediki tempat kejadian untuk menemukan penyebab kecelakaan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Langkah berikutnya adalah melokalisasi jatuhnya pesawat, tentu untuk langkah berikutnya untuk investigasi. Segera dibentuk investigasi penyebab jatuhnya pesawat, yang malam ini tim investigasi dari Puspenerbat sudah dikirim ke Jogja,” kata Sabrar dalam konferensi pers di Mabes TNI AD, Jakarta, Jumat malam.

Investigasi itu juga terkait adanya penumpang sipil dalam helikopter militer itu, yaitu perempuan bernama Francisca Nila Agustin. Sabrar mengaku belum bisa menjelaskan secara detail adanya warga sipil dalam heli pengamanan Presiden dengan alasan masih dalam penyelidikan.

“Beri kami waktu, itu masih dalam investigasi kami. Kalau identitasnya sudah kami dapatkan,” tegasnya saat dihubungi Harian Jogja melalui ponselnya, Jumat malam.

Berdasarkan sumber Harian Jogja, dalam manifest sesuai dengan Surat Perintah Terbang nomor SPT/1175/VII/2016 yang dikeluarkan oleh Pusat Penerbangan Angkatan Darat pada tanggal 5 Juli 2016, hanya ada lima penumpang. Mereka terdiri atas Kapten Cpn Titus B. Sinaga selaku komandan pesawat, Letda Cpn Angga Juang sebagai Wakil Komandan Pesawat, serta tiga anggota yaitu Serka Rochmad, Kopda Sukoco dan Serda Yogi.

Mereka ditugaskan untuk mengoperasikan satu helikopter Bell 205 HA 5073, dalam rangka kunker Presiden RI di Surakarta dan Kota Jogja, sejak 6 Juli hingga 11 Juli 2016. Meski demikian, ada satu korban seorang wanita sipil berprofesi sebagai bidan yang tidak masuk dalam manifes penumpang ikut dalam penerbangan tersebut dan menjadi korban.

HA 5073 dipastikan telah berusia 40 tahun. Menurut Sabrar berasal dari pabrikan tahun 1976. “Heli tersebut pabrikan Amerika Serikat buatan tahun 1976,” ungkap dia.

Bell 205 A-1 didatangkan dari Amerika Serikat yang dibeli bekas dari salahsatu penerbangan sipil kurun waktu 1977 hingga 1978. Ketika itu, heli tersebut kemudian diretrofit agar tampak baru di hanggar Industri Pesawat Terbang Nusantara dengan jumlah 18 unit. Modifikasi itu menghasilkan Bell 205 mampu menggotong senapan mesin kaliber 7,6 milimeter dan menjadi salahsatu tulang punggung kavaleri udara di Skuadron Udara 11/Serbu Puspenerbad di Semarang Jawa Tengah.

Tetapi dalam perkembangannya Bell 205 terus berjatuhan, salah satunya pada 2004 silam di Aceh yang menewaskan delapan anggota TNI. Selanjutnya Bell 205 dengan nomor ekor HA 5073 ikut menyusul jatuh di Dusun Kowang, Tamanmartani, Kalasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya