SOLOPOS.COM - Nara Masista (Abc.net.au)

Nama diplomat Nara Rakhmatia menjadi perhatian setelah aksi beraninya memprotes para kepala negara di sidang PBB.

Solopos.com, SOLO – Diplomat Indonsia, Nara Masista Rakhmatia, menjadi sorotan Internasional lantaran sikap beraninya memprotes tuduhan para petinggi negara Kepulauan Pasifik di sidang umum PBB.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Nara Masista yang mewakili Indonesia dengan tegas memprotes tuduhan Perdana Menteri Kepulauan Solomon, Manasseh Sogavare, yang menuding Indonesia telah melanggar hak asasi manusia (HAM) di Papua.

Merasa negaranya diserang, Nara tak tinggal diam. Ia dengan berani mengatakan para pemerintahan tersebut memiliki motif politik yang sudah dirancang untuk mengalihkan perhatian dari masalah yang ada di negara mereka masing-masing.

Nara menyebut, pernyataan pemimpin negara-negara Pasifik ini menunjukkan ketidakmengertian mereka terhadap sejarah, perkembangan pembangunan, serta situasi terbaru di Papua dan Papua Barat.

“Ini adalah tindakan tidak bersahabat dan sebuah manuver retorika politik,” sebut Nara sebagaimana dikabarkan Liputan6.com dari Radio New Zealand, Selasa (27/9/2016).

Indonesia meyakini, pernyataan itu didomplengi oleh kelompok separatis. Grup tersebut, kata Nara, telah melakukan kekacauan dan serangan teror ke masyarakat sipil serta aparat keamanan.

Ia menambahkan, tindakan dari enam negara pasifik itu secara jelas telah merusak tujuan Piagam PBB serta tak menghormati hukum internasional.

“Saya ulangi, ini sudah melukai kedaulatan serta integritas teritorial dari sebuah negara,” ia menambahkan.

Nara pun menyayangkan sikap yang diambil enam negara ini. Ia menilai, ada tujuan tersembunyi yang dibawa negara Pasifik itu.

“Sungguh disesalkan dan sangat berbahaya kalau Sidang Majelis Umum PBB ini disalahgunakan. Negara-negara ini menggunakan Sidang Majelis Umum PBB untuk mengalihkan perhatian dunia terhadap masalah sosial dan politik di dalam negerinya,” tegas dia.

Apa yang dilakukan Indonesia bukan sebuah omong kosong. Secara gamblang Nara menyebut sudah banyak tindakan yang dilakukan Indonesia dalam menegakkan HAM.

“Komitmen Indonesia dalam melindungi HAM sama sekali tidak perlu dipertanyakan,” papar dia.

Nara menjelaskan, RI merupakan salah satu pendiri Dewan HAM serta telah empat kali menjadi anggota. Selain itu, terbentuknya Komisi HAM di OKI dan ASEAN merupakan inisiasi dari Indonesia.

 

Tak berhenti di titik itu saja, Indonesia telah meratifikasi 8 dari 9 instrumen HAM. Sementara Solomon Islands hanya 4 dan Vanuatu 5.

“Yang kami ingin katakan kepada teman-teman kami di region pasifik, saat satu jari Anda menunjuk ke orang lain, ingat bahwa ibu jari Anda secara otomatis menunjuk ke wajah Anda sendiri,” tutup wanita 34 tahun tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya