SOLOPOS.COM - PR Matematika Anak SD yang Heboh di Facebook (facebook.com)

Solopos.com, SOLO – Pengunggah PR Matematika anak SD, Muhammad Erfas Maulana menyampaikan permohonan maaf karena telah membuat media sosial heboh. Sebelumnya Erfas mempertanyakan logika matematika dalam soal tugas adiknya yang kelas IISD

Muhammad Erfas Maulana, pengunggah soal Matematika “4 x 6 atau 6 x 4” sebelumnya telah memancing banyak perdebatan. Bermula dari posting-an Erfas yang mempertanyakan alasan guru menyalahkan jawaban dari soal yang dikerjakan adik Erfas yang duduk di kelas II sekolah dasar di Semarang, Jawa Tengah.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Dalam soal itu, sang guru meminta adik Erfas untuk menyatakan 4+4+4+4+4+4 dalam operasi perkalian. Sang adik menjawab, 4×6. Namun jawaban tersebut disalahkan gurunya. Hal inilah yang kemudian menjadi perdebatan seru, 4×6 atau 6×4. Tak tanggung-tanggung, para pakar pun ikut bersuara menjawab soal tersebut.

Kini, setelah perdebatan seru itu, Erfas meminta maaf. Maafnya tersebut dialamatkan kepada guru. Namun dia tak menyebut, siapa guru yang dimaksud.

Mohon maaf, saya sudah menghebohkan media sosial beberapa hari terakhir ini. Baru saja saya mengkonfirmasikan ini kepada guru. Saya juga sudah meminta maaf sebesar-besarnya kepada beliau. Sekali lagi saya mohon, jangan ada yang menyalahkan guru karena guru sudah mengajarkan sesuai konsep dan buku yang ada. Saya sangat menyesal atas semua yang sudah terjadi. Terima kasih,” tulis Erfas di dinding akun Facebook-nya, Senin (22/9/2014).

Permohonan maaf ini sebetulnya ditulis Erfas di postingan fotonya yang bikin heboh. Dia sampai harus merevisi keterangan foto itu berulang-ulang. Bahkan hingga menuliskan kalimat yang cukup panjang.

Dia mengakui, kurikulum 2013 saat ini sangat baik. Namun bagi mereka yang tak pernah mencicipi sistem pendidikan, seperti yang tengah dilalui adiknya ini akan kesulitan untuk beradaptasi.

Inilah permohonan maaf Erfas dalam akun Facebooknya;

“mohon maaf, saya sudah menghebohkan media sosial beberapa hari terakhir ini. baru saja saya mengkonfirmasikan ini kepada guru. saya juga sudah meminta maaf sebesar-besarnya kepada beliau.

sekali lagi saya mohon, jangan ada yang menyalahkan guru karena guru sudah mengajarkan sesuai konsep dan buku yang ada. sang guru juga tidak menyalahkan pendapat saya.

sesuai kurikulum 2013 yang membebaskan murid menyelesaikan suatu persoalan sesuai kemampuan nalar masing-masing, saran saya adalah untuk memperbaiki buku dengan tidak hanya terfokus dengan satu cara penyelesaian, namun memberikan banyak cara penyelesaian. disitu murid akan memilih cara sesuai pemahaman termudah masing-masing murid.

itu saran saya saja sih, kalo ada yang kurang berkenan dengan saran saya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

berbicara mengenai kurikulum 2013, menurut saya, kurikulum tersebut sangat baik. siswa tidak hanya dituntut untuk mengetahui pengetahuan, namun juga diajari berketrampilan sehingga siswa diharapkan lebih kreatif dan bersikap agar dapat mempunyai moral yang baik saat hidup bermasyarakat. jadi ada 3 aspek penilaian disini, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
dengan kurikulum ini, saya melihat bahwa anak-anak lebih senang untuk pergi ke sekolah. mereka menjadi bersemangat karena di sekolah diajari untuk membuat berbagai kerajinan tangan atau membuat sesuatu yang menarik bagi mereka.

mungkin banyak orang tua yang bingung mengenai kurikulum 2013 karena mata pelajaran di kurikulum ini dicampur. misal matematika, ipa, ips, bahasa indonesia, ppkn, dll dilebur menjadi tematik.

menurut saya, hal ini dikarenakan orang tua dari dulu sudah terbiasa menggunakan kurikulum yang mata pelajarannya dipisah, matematika sendiri, bahasa indonesia sendiri, ipa sendiri, dll. coba dari dulu pendidikan di indonesia menggunakan kurikulum dimana mata pelajarannya dicampur seperti kurikulum 2013, saya rasa orang tua pun tidak akan bingung mengajari anaknya sekarang. misal, dari dulu kita terbiasa menuliskan resep obat 3 x 1, dibaca tiga kali sehari, satu butir. bayangkan bila dari dulu resep penulisan obat adalah 1 x 3, dibaca satu butir, tiga kali sehari. semuanya 1 + 1 + 1 . kembali lagi ini semua adalah tentang kebiasaan.

saya rasa, murid yang mendapatkan kurikulum sejak kelas 1 SD tidak akan kebingungan dalam belajar. berbeda lagi bila dari kelas 1 – 3 SD mendapat kurikulum lama yang mata pelajarannya dipisah, namun tiba-tiba saat naik ke kelas 4 SD mereka mendapat kurikulum 2013 dimana mata pelajaran dicampur. disini saya rasa akan terdapat kebingungan pada murid, mereka harus menyesuaikan lagi.

itulah pandangan saya tentang kurikulum 2013, mohon maaf bila ada pihak-pihak yang kurang berkenan.

saya sangat menyesal atas semua yang sudah terjadi, saya tidak ingin memperpanjang semua ini. mungkin ini dapat menjadi pelajaran bagi saya pribadi dan kita semua

terima kasih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya