SOLOPOS.COM - Patok berwarna merah putih menjadi calon lahan terdampak tol Solo-Jogja di wilayah Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko. Foto diambil, Selasa (14/6/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Warga dan Pemerintah Desa (Pemdes) Demakijo, Kecamatan Karangnongko, Klaten sempat mempertanyakan ihwal keberadaan patok kayu di luar patok lahan yang selama ini terpasang di calon lahan tedampak pembangunan jalan tol Solo-Jogja. Warga sempat mengira keberadaan patok kayu berafia sebagai proyek pelebaran jalan tol.

Pertanyaan warga itu disampaikan Kepala Desa (Kades) Demakijo, Ery Karyatno, kepada tim pembebasan lahan untuk jalan tol Solo-Jogja saat pembayaran uang ganti rugi (UGR), Selasa (14/6/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ery menuturkan ada patok kayu di luar patok tol yang selama ini terpasang dengan ujung berwarna merah dan kuning. Patok kayu dengan ujungnya terdapat rafia itu berada di sebelah patok tol.

“Rata-rata sudah di luar patok merah. Itu ke selatan dan barat ada semua dan selisihnya 4 meter. Itu patok apa saya juga tidak tahu,” kata Ery saat memberikan sambutan.

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satu warga pemilik sawah terdampak proyek tol di Demakijo, Subagyo, 65, mengatakan patok dengan ujung terdapat rafia itu ada di sawah miliknya. Patok dari kayu itu berada di luar patok tol yang selama ini terpasang.

Baca Juga: Warga Klaten Pemilik 9 Bidang di 5 Desa Terima UGR Tol Solo-Jogja

Dia menjelaskan sudah menyampaikan hal tersebut kepada pemerintah desa. Dia sempat berpikir apakah patok itu menandai akan ada pelebaran lahan terdampak tol.

“Kemarin sudah saya sampaikan ke Pak Lurah. Kalau ada apa-apa, Pak Lurah sudah berpesan nanti dia akan menghadapi,” kata Subagyo.

General Manager Lahan dan Utilitas PT JogjaSolo Marga Makmur (JMM), Muhammad Amin, memastikan tak ada pelebaran lahan yang digunakan pembangunan jalan tol Solo-Jogja. Soal keberadaan patok kayu dengan ujung tali plastik, Amin menjelaskan kayu itu dipasang tim teknis sebatas penanda untuk memperkirakan batas kaki timbunan pengurukan tanah.

“Itu penanta batas kaki timbunan, bukan pelebaran. Tidak ada pelebaran lahan. Lahan yang disiapkan saat ini masih cukup,” jelas Amin.

Baca Juga: Kolaborasi dengan Gibran, Crazy Rich Grobogan Singgung Tol Solo-Jogja

Di sisi lain, tim pembebasan lahan pembangunan jalan tol Solo-Jogja sudah membayarkan uang ganti rugi (UGR) di 24 desa yang tersebar di tujuh kecamatan yakni Kecamatan Delanggu, Polanharjo, Ceper, Karanganom, Ngawen, Kebonarum, dan Karangnongko.

Jumlah total bidang lahan yang sudah dibayarkan UGR yakni 1.855 bidang. Sementara, nilai UGR yang sudah dibayarkan negara, yakni Rp1,657 triliun. Pada Selasa, tim pembebasan lahan mencairkan UGR kepada pemilik 29 bidang lahan dengan nilai total Rp38 miliar.

Kasi Pengadaan Lahan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Sulistiyono, mengatakan persentase lahan yang sudah dibebaskan yakni 46,83 persen dari total bidang lahan di Klaten sebanyak 3.961 bidang di 50 desa yang tersebar di 11 kecamatan.

“Insyaallah tahun ini selesai. Kami maraton untuk membebaskan lahan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya