SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasien di rumah sakit. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Kasus mahasiswa keperawatan curhat pasang kateter urine menjadi viral, sebenarnya apa itu kateter? Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Kasus nakes yang mengunggah konten ketika sedang bekerja menjadi viral. Nakes yang berkegiatan di RSUD Wonosari itu dianggap telah melanggar kode etik. Nakes perempuan itu menulis “tantangan” ketika memasang kateter urine.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tindakan mahasiswa keperawatan pasang kateter itu diduga mengarah pada pelecehan seksual terhadap pasien, namun yang menjadi pertanyaan apa itu kateter urine?  “Ketika aku harus masang kateter urine/DC untuk pasien cowok. Mana udah cakep, seumuran lagi,” tulis nakes perempuan tersebut dalam videonya di Tiktok seperti dikutip pada Kamis (2/6/2022).

Baca Juga: Cek Kesehatan Tubuh Lewat Warna Urine

Berikut ini penjelasan mengenai kateter urine beserta fungsinya yang dirangkum dari berbagai sumber.  Kateter urine memang bukan barang yang dengan mudah diketahui oleh umum. Jadi, wajar saja ketika konten mahasiswi itu viral, banyak yang bertanya tentang kateter urine, termasuk bagaimana cara memasangnya.

Kateter urine merupakan alat bantu seseorang agar bisa kencing dan membuang urin dengan normal. Alat itu berupa selang tipis yang terbuat dari karet atau plastik dengan bahan lentur.

Cara penggunaannya, alat itu dimasukkan ke dalam saluran kencing seseorang yang membutuhkannya. Kateter urine biasanya disarankan bagi orang-orang dengan gangguan pada sistem perkemihan, termasuk penyakit kandung kemih.

Baca Juga: Ketahui Kondisi Jantung dengan Cath Lab atau Kateter Jantung

Petugas medis biasanya memasang kateter urine bukan hanya untuk menangani penyakit tertentu, namun juga membantu prosedur operasi. Namun untuk lengkapnya, berikut ini penyebab seseorang butuh kateter urine.

1. Tidak dapat buang air kecil sendiri
2. Tidak bisa mengontrol kencing atau aliran urine
3. Memiliki masalah pada kesehatan kandung kemih
4. Rawat inap untuk operasi
5. Sedang dalam kondisi tidak sadar/koma
6. Dibius dalam jangka waktu lama
7. Kandung kemih tidak dapat kosong seutuhnya alias mengalami retensi urine
8. Tidak boleh banyak bergerak
9. Frekuensi buang air kecil hingga jumlahnya dalam monitoring, seperti pasien penyakit ginjal.

Menggunakan kateter urine membuat orang yang memakainya akan merasa tak nyaman. Namun, hal itu merupakan cara terbaik dalam beberapa kondisi.

Baca Juga: 7 Bulan, RSI Klaten Lakukan Kateterisasi Jantung 110 Pasien

Setelah tahu apa itu kateter seperti dicurhatkan mahasiswi keperawatan pasang kateter, ketahui cara pemasangannya.  Berikut ini langkah pemasangannya seperti dikutip dari hellosehat.com pada Kamis (2/6/2022):

1. Pemasangan kateter dilakukan oleh perawat yang bertugas atas instruksi dari dokter. Kateter harus dipasang ke tubuh pasien dalam prosedur yang benar-benar steril untuk menghindari risiko infeksi kandung kemih.

2. Perawat akan membuka dan membersihkan peralatan kateterisasi serta alat kelamin pasien terlebih dahulu.

3. Selang kemudian dilumuri dengan pelumas tertentu agar mudah dimasukkan ke dalam saluran kencing.

4. Anda mungkin akan diberi bius lokal terlebih dahulu untuk mengurangi rasa sakit atau tidak nyaman saat dipasangi kateter.

5. Perawat memasukkan selang kateter ke dalam saluran kencing (uretra) sedikit demi sedikit.

6. Selang kateter akan dimasukkan kira-kira sekitar 5 cm, hingga mencapai leher kandung kemih Anda.

7. Setelah ini, Anda sudah bisa langsung buang air kecil menggunakan selang kateter. Urin akan mengalir melalui selang kateter, kemudian memasuki kantong urine.

Baca Juga: Polres Wonogiri Tes Urine 34 Anggota Bermasalah, 12 Absen

8. Jangan lupa kosongkan kantong urin yang terhubung pada kateter Anda setiap 6-8 jam sekali.

Kebanyakan pemakaian kateter diperlukan sampai pasien bisa kembali buang air kecil sendiri. Biasanya, ini untuk pemakaian singkat dan kondisi kesehatan yang tidak parah. Namun, manusia berusia lanjut usia dan mereka yang cedera permanen atau mengalami penyakit yang parah mungkin perlu menggunakan kateter urine untuk jumlah yang jauh lebih lama dan kadang-kadang menggunakannya secara permanen.

Jika seorang pasien masih muda, apalagi sudah bisa buang air kencing sendiri, maka prosesnya bisa cepat. Sementara bila lansia yang mengalami cedera atau penyakit serius, biasanya membutuhkan kateter dalam jangka panjang, bahkan permanen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya