SOLOPOS.COM - Mbah Suwarno, 90, warga Panekan, Magetan, berkeliling jalan kaki menjajakan kerai bambu. (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

 

Heboh kakek “winnie the pooh” lantaran memiliki banyak istri dan bepenghasilan wah, tak demikian dengan kakek berusia 90 tahun asal Magetan ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Madiunpos.com, KOTA MADIUN – Profesi yang dilakukan dua kakek ini, Mbah Suwarno sama sekali berbeda dengan Suaedi, kakek “winnie the pooh” yang sehari-hari mangkal di Jalan Sidoarjo dengan aksi badutnya.

Mbah Suwarno, yang kini usianya telah 90 tahun, melakoni pekerjaannya itu sejak 64 tahun silam. Ia tak berharap belakasihan oran lain, sebab ia masih mampu bekerja hingga saat ini. Hasil pekerjaannya itu terbukti bisa membesarkan dan menyekolahkan kesembilan anaknya.

Bahkan meski kesembilan anaknya telah sukses dan kaya raya, Mbah Suwarno tetap tak mau berpangku tangan di rumah. Kakek asal Desa Bedagung, Panekan, Magetan ini tetap berkeliling berjualan kerai bambu dengan jalan kaki di Madiun dan sekitarnya. Setiap kerai bambu harganya bervariasi, antara Rp100.000 hingga Rp200.000, tergantung kualitas dan ukuran.

“Sebenarnya anak-anak saya sudah meminta saya enggak usah bekerja. Semua kebutuhan sudah dipenuhi semua. Tapi, saya enggak bisa diam di rumah,” ujar mbah Suwarno dengan Bahasa Jawa saat berbincang dengan Madiun Pos, Selasa (16/6/2015).

Meski berpenampilan sederhana, Mbah Suwarno termasuk orang kaya. Setiap hasil kerjanya dan uang pemberian anak-anaknya ia tabung dan ia belanjakan untuk beli tanah. Saat ini, sudahada 14 sertifikat tanah yang dikantongi Suwarno. Namun, ia memang tak mau bergaya hidup orang kaya. Kemana-mana ia tetap naik angkot dan berjalan kaki. Pakaian juga sederhana.

“Kalau makan ya sederhana saja. Lauk sayur dicampur garam dan rajangan lombok saja. Itu sudah biasa saya lakukan sejak kecil,” paparnya.

Mbah Suwarno bekerja karena itulah gerak hidupnya. Ia tak bisa dan tak terbiasa untuk berdiam diri menanti hari senjanya. Saat ini, ia memiliki empat pekerja di rumah yang bertugas membikin kerai bambu. Di rumah ia juga masih menggarap sawah, merumput kambing-kambingnya sebanyak 22 ekor.

“Kalau untuk makan, saya sudah lebih dari cukup. Anak sembilan sudah kerja semua. Ada yang di bank, Telkom, Polisi, TNI, PLN, penambangan batubara, dan ada juga petani,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya