SOLOPOS.COM - Kades Krajan dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) bersama sukarelawan lain melaksanakan misi kemanusiaan pemulasaran jenazah Covid-19. Foto diambil belum lama ini. (Istimewa/Kades Gatak) 

Solopos.com, SUKOHARJO–Berbekal pengalaman menjadi sukarelawan saat bencana gempa di Yogyakarta, tsunami Aceh, serta beberapa daerah lainnya, Kades Krajan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Sarjono, kini terlibat dalam pemulasaran jenazah Covid-19.

Sarjono tak bisa berdiam diri pada pandemi Covid-19. Pengalaman menjadi sukarelawan membuat jiwa kemanusiaannya terus berlanjut hingga saat ini meski tidak dibayar dan menyita waktu. Sarjono mungkin menjadi satu-satunya kades yang terjun langsung menjadi sukarelawan tim pemulasaran jenazah Covid-19 di Kabupaten Sukoharjo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Saya tergerak karena saat ini banyak yang membutuhkan bantuan sukarelawan untuk pemakaman jenazah dengan protokol kesehatan,” katanya, Jumat (6/8/2021).

Baca Juga: BI Solo Gandeng IKA UNS Berikan 500 Paket Bantuan ke Warga Sekitar Kampus

Bersama sukarelawan lain, Sarjono menjemput jenazah pasien dari rumah sakit dan melakukan pemulasaran dengan protokol kesehatan. Bahkan kegiatan kemanusiaan ini rela dilakoni meski menyita waktu dan tenaganya hingga tengah malam.

“Saya mulai ikut membantu pemulasaran jenazah sejak awal munculnya kasus Covid-19 di 2020 lalu. Tapi mulai semakin intens saat angka kematian akibat Covid-19 melonjak tinggi sebulan terakhir,” katanya.

Sarjono melakukan misi kemanusian ini dengan penuh tanggung jawab. Dia ingin memberi contoh dan mengedukasi kepada masyarakat atau pemangku wilayah lain agar mau bergerak terlibat dalam penanganan pandemi.

Baca Juga: PPKM Bikin Pelaku Usaha di Boyolali Kesulitan Bertahan

Bahkan dia kerap menjadi sopir ambulans dan membawa jenazah untuk dimakamkan. Rata-rata dalam satu hari, dia bersama sukarelawan lain memakamkan enam jenazah Covid-19.

Pernah juga dalam satu hari memakamkan 10 jenazah dan itu harus berpindah dari satu desa ke desa hingga tengah malam. “Keadaannya seperti ini kita bisa berperan apa, kalau saya bisa membantu dalam pemulasaran jenazah. Saya kalau tidak ikut dan hanya diam saja, itu rasanya gela,” tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya