SOLOPOS.COM - Muhammad Wiskha Al Hafiidh Suskalanggeng. (Istimewa)

Seorang anak pemulung berhasil menjadi mahasiswa UGM

Harianjogja.com, JOGJA- Pekerjaan orang tua dengan hasil pas-pasan, terkadang menjadi alasan yang menurunkan semangat seorang anak muda untuk menempuh pendidikan tinggi. Tidak demikian yang terjadi pada Muhammad Wiskha Al Hafiidh Suskalanggeng.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Kalimat itu barangkali tepat untuk menggambarkan kesuksesan Wiskha yang berhasil masuk Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM).

Wiskha adalah anak dari pasangan Permana Suskalanggeng dan Dwi Asih Prihati. Ia sebelumnya gagal masuk jurusan yang sama, ketika mencoba mendaftar lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Namun Wiskha tak menyerah, selanjutnya ia mencoba mendaftar lewat Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN), dan ia lolos.

“Waktu tidak diterima SNMPTN, kemudian saya belajar lebih giat lagi,” kata dia, dalam rilis diterima Harianjogja.com, Kamis (21/7/2016).

Saat ini, ia sedang berusaha untuk mendapatkan beasiswa Bidikmisi agar dibebaskan dari biaya perkuliahan. Upaya keras itu harus ia lakukan karena penghasilan ayahnya, yang hanya seorang pemulung tidak cukup untuk biaya kuliah.

“Saya sedang mengumpulkan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk persyaratan beasiswa bidikmisi. Semoga saya dapat diterima sehingga meringankan beban orang tua,” ujar warga Dusun Saragan, Pendowoharjo, Sleman itu.

Sementara itu ayah Wiskha yaitu Suskalanggeng mengatakan, selama ini, ketidakmampuan ekonomi bahkan membuat keluarga kecilnya tidak memiliki tempat tinggal. Ia dan keluarga hanya menempati rumah milik saudaranya, yang saat ini hidup merantau di Kalimantan. Sus, panggilan Suskalanggeng adalah tulang punggung keluarga.

Ia mengisahkan, sudah sejak delapan tahun lalu ia menjemput rezeki dengan menjadi seorang pengumpul besi rongsok dan memulung. Setiap hari, Sus keliling untuk mencari rongsokan dari satu desa ke desa yang lain, dengan motor tua miliknya yang kerap mogok.

Biasanya, ia akan memungut sampah yang ia lihat di jalan, terkadang ia berhenti di rumah-rumah warga yang membutuhkan jasanya.

Sus mengaku tidak memiliki modal untuk membeli rongsok milik warga. Warga lebih sering memberinya rongsokan secara cuma-cuma, dan memintanya untuk sekalian membersihkan pekarangan atau rumah pemilik rongsok.

Dari bersih-bersih itulah kadang Sus mendapat uang tambahan. Dalam sebulan Sus rata-rata mengantongi uang sejumlah Rp900.000, yang ia gunakan untuk menghidupi istri dan ketiga anaknya.

Meski berpenghasilan pas-pasan, Sus tetap mengupayakan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Beruntung anak-anaknya tergolong rajin dan berprestasi. Anak-anaknya mendapat BOS sehingga dapat sekolah secara gratis dan meringankan beban Sus.

Wiskha sendiri, semenjak SD, SMP, dan SMA sering menjadi juara kelas. Bahkan ia lulus SMA dengan predikat nilai paling tinggi se-SMA 1 Sleman dan nomor empat tingkat provinsi DIY. Selain itu, Wiskha juga sempat meraih Juara 2 Olimpiade Fisika Paket Hari Ilmiah se-Jawa Bali pada Oktober 2015.

Sus berdoa dan berharap, agar Wiskha tidak hanya berguna bagi keluarga dan orang banyak, melainkan juga dapat mengubah derajat keluarganya menjadi lebih baik dengan ilmu yang dia miliki.

“Bagi saya yang terpenting dapat berguna bagi orang banyak, itu saja sudah cukup,” imbuh dia.

Ibunda Wiskha yaitu Dwi mengatakan, pada mulanya Wiskha sempat ragu atas pilihannya untuk masuk pendidikan dokter. Keraguan itu muncul karena passing grade Prodi Pendidikan Dokter UGM yang tinggi dan sudah tentu banyak peminatnya. Namun, ia terus meyakinkan pilihan putranya.

Dwi berharap kelak ilmu yang didapat Whiska dapat berguna untuk orang banyak khususnya adik Whiska. Penyakit yang diderita adik Whiska turut menjadi motivasi Whiska untuk masuk pendidikan dokter. Adik Whiska selama ini harus melakukan pengobatan jangka panjang terkait sakit pada saraf perut yang diderita adiknya.

“Semoga kelak Whiska dapat merawat adiknya yang selama ini sakit dengan ilmu yang ia dapatkan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya