SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Nuremberg–Petinju Inggris David Haye meraih gelar kelas berat dunia versi WBA melalui kemenangan satu poin atas pemegang gelar Nikolai Valuev dari Rusia pada Sabtu waktu setempat.

Haye yang menjadi juara kelas berat pertama Inggris sejak Lennox Lewis mundur enam tahun lalu, dinyatakan menang dengan nilai 116-112 dari dua juri, dan juri ketiga memberi angka imbang 114-114 dalam pertarungan “David lawan Goliath” tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ini artinya semuanya untuk saya, ketika saya masih kecil saya telah ingin menjadi juara kelas berat dunia,” kata Haye.

“Ini luar biasa, saya memimpikan ini dan sekarang menjadi kenyataan,” tambahnya.

“Saya memukul kepalanya pada awal pertarungan tapi itu sesuatu yang paling keras yang pernah saya pukul, ini seperti memukul tembok…saya pikir tangan saya patah, saya membuatnya seperti seorang amatir, orang-orang meragukan ketrampilan saya…tapi saya buktikan saya menang,” kata Haye.

Value yang merupakan petinju juara dunia tertinggi dan terberat sepanjang masa ini harus berjuang selama 12 ronde melawan petinju yang dikenal cepat Haye.

Dengan kemenangannya ini Haye kini memiliki rekor 22 kali menang sekali kalah meskipun memiliki selisih kalah tinggi hampir satu kaki dari lawannya yang memiliki tinggi tujuh kaki (2,13 meter) namun dia memiliki kelebihan kecepatan bertarung dan pukulan yang akurat.

“Saya tidak mampu bertarung baik pada ronde kedua dan ketiga dansaya tidak bisa melancarkan pukulan tangan kanan saya dan justru saya bisa memukul deengan tangan kiri, saya harus memainkan kaki saya untuk bisa membantu pertarungan saya,” kata Haye.

“Saya punya pertarungan besar malam ini, saya disiplin selama enam bulan terakhir ini, saya sempat kecewa ketika pertarungan awal tahun ini saya kalah melawan juara IBF, IBO, WBO Vladimir Klitschko, tapi kemenangan ini mengobati semuanya,” tambahnya.

Petinju asal London berusia 29 tahun ini, bertarung bagus melalui kombinasi pukulan tangan kirinya pada awal-awal pertarungan dan justru petinju Rusia itu dengan tinggi badannya kesulitan bisa cepat menghajar lawannya. Value mengaku kecepatan lawannya cukup menyulitkannya untuk bisa melancarkan pukulan dengan baik.

“Kecepatan lawan menjadi masalah bagi saya, saya tidak bisa bertarung dengan baik dan perbedaan 40 kilogram lebih berat badan merupakan sesuatu yang mulai anda rasakan,” katanya.

Petinju Rusia itu tetap ngotot bertarung meskipun dia tahu gelarnya bakal hilang.

“Ini semua ditentukan oleh ronde terakhir, ini semua jelas pada ronde terakhir,” kata Value yang dengan kekalahannya ini rekornya merosot menjadi 50 kali menang dan dua kali kalah.

 

Ant/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya