SOLOPOS.COM - Pesawat Hawk 200 yang dibeli Indonesia diberi nama varian Hawk 209. (airliners.net/peter de jong)

Gambar teknis Hawk 200 (airwar.ru)

Sebuah pesawat tempur TNI AU, British Aerospace (BAe) Hawk 209 mengalami kemalangan dan jatuh saat latihan di Riau. Tak ada salahnya kita menilik sejarah dan kemampuan pesawat tempur mungil namun berkemampuan tinggi ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

TNI AU mulai dilengkapi pesawat ini di tahun 1990-an, melengkapi varian Hawk yang lebih lama yaitu Hawk Mk 53 yang peran utamanya adalah sebagai pesawat latih lanjut. Lumayan banyak pesawat ini yang diborong, yaitu 32 buah yang terdiri atas varian latih tempur Hawk 109 dan varian tempur Hawk 209. Khusus Hawk 109/209 ditempatkan di dua pangkalan TNI AU yang berdekatan dengan perbatasan yaitu di Lanud Simpang Tiga (kini Lanud Roesmin Noeryadin) Pekanbaru, Riau di Skadron Udara 12 Black Panther dan Lanud Supadio Pontianak, Kalimantan Barat di Skadron Udara 1.

Ekspedisi Mudik 2024

Seperti diungkapkan dalam situs pembaca majalah kedirgantaraan Angkasa, Hawk 109 berkursi ganda yang dibeli TNI AU merupakan jenis pesawat latih lanjut tempur atau Lead In Fighter Trainer (LIFT). Pesawat seperti ini disebut akan lebih cepat membuat calon penerbang tempur beradaptasi dengan kondisi tempur karena kemampuannya yang bisa menirukan segala jenis manuver tempur. Pesawat ini mampu mencapai kecepatan Mach 0.88 pada penerbangan mendatar dan Mach 1,15 saat menukik, sehingga siswa penerbang bisa merasakan penerbangan transonik sebelum memasuki tahap penerbangan supersonik.

Pesawat Hawk 200 yang dibeli Indonesia diberi nama varian Hawk 209. (airliners.net/peter de jong)

Dengan kemampuan ini, pihak BAe kemudian membuat varian baru yaitu khusus untuk tempur yang lantas dinamai seri 200. Untuk varian yang dibeli Indonesia, nama serinya jadi 209, seperti varian latih tempur yang dinamai serinya 109. Varian tempur ini, seperti yang jatuh di Riau, berkursi tunggal dan memiliki kelengkapan berbeda dengan seri latih. Misalkan saja tersedia radar APG-66, yang juga digunakan pesawat F-16A/B, serta air refueling probe untuk mengisi bahan bakar di udara.

Hawk seri 200 mampu menggotong berbagai persenjataan seperti rudal udara ke darat AGM-65 Maverick, rudal anti kapal Sea Eagle, torpedo, serta berbagai macam bom. Tak heran kalau dengan kemampuan gotong senjatanya ini Hawk 200 bisa disebut sebagai si mungil berdaya sengat tinggi. Salah satu buktinya, kabarnya saat Timor Timur hendak lepas dari Indonesia tahun 1999, pesawat ini sempat beberapa kali mengejar dan membayangi sejumlah pesawat tempur Australia yang menyelinap ke ruang udara RI di atas Pulau Timor. Bahkan dalam salah satu insiden pesawat Hawk yang mungil ini sempat membidik dan “mengunci” pesawat tempur F-18 Hornet AU Australia yang lebih bongsor dan canggih dalam target rudalnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya