SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

FASHION LUNCHEON-Djudjuk Djuwariyah hadir sebagai peragawati tamu dalam acara Fashion Luncheon di The Sunan Hotel, Solo, Rabu (21/12/2011). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Lambat laun, kesan bahwa batik hanya cocok menjadi pakaian formal seakan luntur. Dengan sejumlah kreasi dan inovasi, kain warisan budaya ini pun bisa dikenakan dalam berbagai kondisi. Seperti yang ditampilkan dalam Fashion and Luncheon bertajuk Have Fun With Batik di Narendra Restaurant, The Sunan Hotel, Rabu (21/12/2011).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lewat 19 karya koleksinya, Batik Saseti Penumping ingin menunjukkan bahwa batik bisa sangat luwes dan cocok di segala suasana. Pada kesempatan itu, desainer muda, Mia Permata menyuguhkan tiga segmen batik yang mewakili kreativitas Saseti.

Di segmen pertama yaitu kebaya, Mia seolah ingin menepis anggapan bahwa kebaya hanya cocok untuk orangtua. Hal itu ditunjukkannya lewat modifikasi batik bunga-bunga dan pemilihan warna cerah dalam kebayanya.

Sementara dalam segmen kasual, Mia semakin berani mengeksplorasi warna. Warna-warna cerah seperti kuning, merah muda dan biru muda dipadu menjadi busana batik yang enak dipandang mata. Tambahan motif polkadot dan garis-garis semakin menjadikan batik kasual ala Mia cocok dipakai generasi muda.

Selain kebaya dan kasual, busana kantor pun dieksplor Mia. Putri komedian legendaris Djudjuk Djuwariah ini mengangkat kombinasi batik nusantara seperti Batik Madura maupun Lasem. Di akhir fashion show, Djudjuk Juwariah tampil mengenakan kebaya kuno kutu baru bermotif bunga.

Dipaparkan Mia Permata, Saseti memang cenderung memilih warna cerah sebagai karakter busananya. Saseti, imbuhnya, ingin mengolah batik menjadi busana yang bisa diterima segala kalangan dan suasana.  “Selain pemilihan warna, kami menggamit motif-motif yang fun seperti polkadot. Dengan langkah ini, kami ingin membidik semua segmen pasar.”

Sementara Public Relations Manager The Sunan, Retno Wulandari, mengatakan Fashion and Luncheon tersebut sekaligus menjadi penutup ajang yang digelar sembilan kali selama 2011 itu.

“Kami mengundang Ibu Djudjuk sebagai bintang tamu karena beliau adalah salah satu sosok panutan dalam berbusana. Beliau mengingatkan kita bahwa kiblat fashion tak harus dari luar sana. Kita pun punya kearifan lokal yang bisa dieksplorasi,” pungkasnya.

(m99)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya