SOLOPOS.COM - Sebuah bus melintas di kawasan Gladag, Solo hendak ke barat Kamis (20/2/2014). Hal ini menjadi pemandangan tak lazim karena selain tempat ini biasanya larangan untuk bus dan juga kawasan satu arah. (Iskandar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Ada yang tak lazim saat Haul ke-102 Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi digelar di Masjid Ar Riyadh, Jl. Kapten Mulyadi, Pasar Kliwon, Solo, Kamis (20/2/2014). Karena arus lalu-lintas (lalin) di Kota Solo diubah sehingga bus berseliweran di tengah kota.

Jika pada biasanya bus, truk dan kendaraan berat lainnya yang hendak ke Sukoharjo, Wonogiri, Pacitan dan sebagainya yang dari Perempatan Panggung, Jebres ke selatan belok kiri di Warung Pelem teru menyusuri Jl. Kapten Mulyadi, sejak Rabu diubah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Jalur sejumlah kendaraan yang hendak ke tujuan beberapa kota tersebut tidak belok kiri di Perempatan Warung Pelem, tapi terus menuju Bundaran Gladag ke barat dan belok kiri Perempatan Nonongan.

Hal itu tentu menjadi penandangan tak lazim karena tak biasanya kendaraan-kendaraan itu lewat titik 0 tengah Kota Solo dan bahkan melawan arus. “Sudah sejak Rabu saya melihat bus-bus, truk dan sebagainya yang tidak biasa lewat Gladag, berseliweran,” papar salah seorang tukang becak yang biasa mangkal di Gladag, Bagong, 48, ketika ditemui Solopos.com.

Pengalihan arus lalin di berbagai tempat ternyata berdapak terhadap kelancaran lalin di berbagai titik. Karena arus lalin di beberapa titik menjadi padat merayap sebab ratusan bus pengangkut warga dari berbagai daerah yang menghadiri prosesi haul, berseliweran di tengah Kota Solo.

Hal itu di antaranya terlihat di Perempatan Baturono, Pasar Kliwon; Perempatan Gading, Perempatan Gemblegan Peerempatan Nonongan dan sebagainya penuh sesak berbagai jenis kendaraan. Bahkan di Perempatan Gajahan di Jalan Veteran arus lalin macet tak bisa bergerak beberapa saat.

Hal itu terjadi akibat kendaraan yang dari arah timur yang hendak belok ke kanan masuk Gajahan bertemu satu titik dengan kendaraan dari barat yang hendak ke timur dan kendaraan dari Gajahan yang hendak ke jalan raya tak ada yang mengalah. Akibatnya atus lalin tak bisa bergerak hingga beberapa saat dan menimbulkan antrean panjang.

Salah seorang warga yang mengaku terburu-buru hendak menjemput anaknya dari sekolah, mengeluhkannya. “Kalau tidak ada yang mengalah salah satu, tempat ini akan macet terus,” ujar Ito, 51, warga Sidowarno, Wonosari, Klaten.

Perubahan arus lalin di Keraton Kasunanan Surakarta juga membuat arus lalin di sekitarnya padat dan membuat warga yang tak tahu kecele. Karena Lawang Gapit Kidul keraton ditutup.

“Baru tahun ini Lawang Gapit Kidul ditutup, karena pada haul tahun lalu pintu ini tidak ditutup. Ini mengakibatkan mereka yang tidak tahu dan akan lewat Lawang Gapit harus memutar arah,” papar Nono, 45, warga Baluwarti, Solo.

Berdasar pantauan Espos pada Rabu siang, Lawang Gapit Kidul belum ditutup. Namun arus lalin di dalam Alun Alun Kidul berubah.

Kendaraan yang dari utara ke selatan selepas Lawang Gapit tidak belok ke kiri melainkan terus atau belok kanan. Karena di kalau belok ke kiri dipenuhi warung-warung kaki lima yang menggunakan tenda.

Kawasan Alun Alun Kidul yang digunakan parkir bus dan berbagai jenis kendaraan roda empat lainnya kemarin juga penuh sesak. Sehingga warga yang melintas di kawasan itu harus hati-hati karena banyak peserta haul yang berada di tempat ini.

Pandangan serupa juga terdapat di sejumlah gang-gang kampung sekitar Baturono di Pasar Kliwon. Di beberapa jalan kampung itu juga banyak digunakan parkir mobil para peserta haul.

Pelat nomor mobil-mobil itu di antaranya dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogjakarta, Semarang, Kediri, Madiun dan sebagainya. Akibatanya arus lalin di kampung itu juga tersendat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya