SOLOPOS.COM - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) Jombang menggelar aksi unju rasa menolak kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jl. Wahid Hasyim, Jombang, Jawa Timur, Kamis (2/1/2013). Menurut mahasiswa, kedatangan SBY untuk menghadiri Haul Gus Dur Jumat (3/1/2013) itu sarat dengan kepentingan. SBY dan rombongan hadir hanya untuk pencitraan partainya, Partai Demokrat. (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Solopos.com, JOMBANG — Petinggi pertahanan dan keamanan negara yang terlibat dalam pengamanan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan rombongan dalam kunjungan ke Jombang, Jawa Timur memprotes pemberitaan media massa. Aparat membantah demonstrasi mahasiswa terhadap Presiden SBY dilakukan besar-besaran dan diwarnai bentrok sebagaimana yang terpampang dalam tayangan visual media massa.

Presiden SBY yang didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono, Jumat (3/1/2014) malam, datang ke Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur guna menghadiri haul atau peringatan wafatnya mantan Presiden Republik Indonesia periode 1999-2011 K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Presiden dan Ibu Negara tiba di Ponpes Tebuireng sekitar pukul 19.30 WIB.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat tamu-tamu hadir di pondok pesantren itu—termasuk rombongan kepala negara—jemaah mengalunkan selawat nabi. K.H. Solahuddin Wahid, adik kandung Gus Dur yang juga pengasuh Tebuireng, bersama Ibu Shinta Nuriyah Abddurrahman Wahid menyambut langsung para tamu kehormatan.

Tampak di antara tamu-tamu terhormat itu para ulama kondang yang juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU) seperti K.H. A. Waris Illyas dari Ponpes An Nuqayah Sumenep, K.H. Ubaidillah Faqih dari Ponpes Langitan Tuban, K.H. Anwar Manshur dari Ponpes Lirboyo Kediri, K.H. Maimun Zubair dari Ponpes Sarang Rembang, K.H. Nurul Huda Djazuli dari Ponpes Ploso Kediri, K.H. Dimyati Romly dari Ponpes Darul Ulum Jombang, K.H. Imam Haromain dati Ponpes Denanyar Jombang, dan K.H. Hasib Wahab dari Ponpes Tambakberas Jombang. Sedangkan Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono tampak diantar oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Agama Suryadharma Ali, serta Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo.

Selain para ulama terkemuka dan tokoh politik itu, ribuan warga berjubel dalam kompleks Pondok Pesantren Tebuireng hingga luar pintu pondok pesantren tersebut. Di luar pondok, masyarakat juga berjubel di tepian jalan. Di antara massa, polisi tampak sibuk membuat barisan pengamanan untuk kepala negara dan rombongan dari Jakarta.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Unggung Cahyono mengaku pihaknya bukan hanya melibatkan 400-an polisi dari Polres Jombang, tetapi mendatangkan pula secara khusus pasukan Brigade Mobil (Brimob) dan Pengendalian Massa (Dalmas). “Kami tambah dari Polda Jawa Timur, jadi kami ada empat SSK [satuan setingkat kompi] Brimob dan dua SSK Dalmas,” ujarnya.

Pasukan sebanyak itu, menurut dia dibutuhkan guna menjamin keamanan dan ketertiban dalam perhelatan acara yang melibatkan kepala negara. Dengan pasukan sebanyak itulah Kapolda menghadapi demonstrasi elemen mahasiswa yang ia klaim tak lebih dari 50 orang dan disebutnya kebanyakan bukan berasal dari perguruan tinggi di Jombang.

Demonstrasi mahasiswa itu digelar pada siang hari. Mereka memprotes sembari mengingatkan publik bahwa kehadiran SBY dan rombongan menteri-menteri yang didominasi tokoh Partai Demokrat itu tak lebih dari pencitraan partai yang mendompleng nama besar Gus Dur. namun, aktivitas seluruh warga di seputaran Pondok Pesantren Tebuireng pada Jumat malam semata-mata terpusat pada prosesi puncak haul dengan doa dan tahlil yang dipimpin K.H. Masduqi Al Hafidz.Warga yang hadir dalam puncak haul itu, sebagaimana pantauan Kantor Berita Antara—tepat seperti klaim Kapolda terkait demonstran penentang SBY yang bukan hanya berasal dari Jombang—memang berasal dari berbagai daerah.

Protes aparat terkait pemberitaan media massa terkait visualisasi massa demonstran penentang Presiden SBY lebih vulgar dikemukakan oleh Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Ediwan Prabowo. Menurut dia, pemberitaan media massa—khususnya televisi—membentuk persepsi publik seolah-olah ada unjuk rasa besar-besaran untuk menolak Presiden SBY menghadiri haul Gus Dur di Jombang.

“Contoh kemarin, salah satu media TV jam 10 running text-nya muncul, mahasiswa menolak kehadiran SBY. Sorenya sebuah media muncul running text dan menampilkan gambar gambar seolah-olah terjadi bentrok di situ dalam jumlah yang dalam kamera besar, seolah olah terjadi gerakan besar-besaran,” katanya.

Padahal, menurut dia, hanya sedikit aktivis mahasiswa dan tuduhan pencitraan politis oleh SBY dalam haul tokoh besar NU sebagaimana mereka tuduhkan itu bukanlah opini dari masyarakat Jombang. Ia mengklaim, ribuan warga Jombang sangat senang atas kedatangan Presiden SBY. Hal ini tampak dari antusiasme warga untuk melihat langsung iring-iringan kendaraan rombongan Presiden Yudhoyono yang diundang sebagai tamu kehormatan oleh pihak keluarga Gus Dur tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya