SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Pemkot Solo tengah menata Jl. Slamet Riyadi. Proyek itu terutama berada di bagian timur jalan protokol tersebut.

Salah satu bagian yang ditata Pemkot adalah jalur hijau sisi utara Jl. Slamet Riyadi. Jalur hijau itu dibongkar dengan hanya menyisakan pepohonan. Di bekas jalur hijau itu nantinya, di sela-sela pohon akan dipakai untuk lokasi parkir kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com, Selasa (16/7/2019), pita pengaman hitam-kuning membentang di atas lubang bekas jalur hijau di Jl. Slamet Riyadi. Pita mirip police line itu terikat di satu pohon turus jalan satu dengan lainnya.

Lubang menganga sedalam 30 sentimeter tersebut menjadi pembatas antara jalur cepat dan jalur lambat. Sisi paling utara jalur cepat menjadi kantong parkir kendaraan roda empat.

Ekspedisi Mudik 2024

“Alat berat ekskavator mengeruk jalur hijau sejak Senin [15/7/2019]. Prosesnya hanya 2,5 jam. Cepat sekali. Setelah itu, pita pengaman dipasang,” ucap salah seorang petugas parkir di ruas dekat simpang empat Ngapeman, Karno, kepada Solopos.com, Selasa.

Pria berusia 50-an tahun itu mendapat informasi proyek tersebut bertujuan menata jalur lambat. Ruang antara pohon yang sebelumnya jalur hijau bakal bertransformasi menjadi kantong parkir roda dua.

Informasi itu dia dapat dari pertugas Dinas Perhubungan (Dishub). “Nah, sebelum jalur hijau dikeruk, ada pengerjaan menandai jalan menggunakan mesin potong jalan yang lebarnya 60 sentimeter. Katanya untuk kabel,” kata dia.

Karno mengaku tak banyak informasi yang didapat dari para pekerja proyek. Hanya, pengerjaan tersebut cukup membuatnya beradaptasi. Lantaran seluruh jalur hijau dikeruk bahkan pintu masuk menuju toko, sejumlah pengendara terpaksa melawan arus di jalur lambat.

Mereka kemudian parkir di jalur lambat sebelah utara. Beberapa sepeda motor bahkan nekat parkir di ruang parkir kendaraan roda empat. “Sebelumnya kan motor parkir di jalur lambat sebelah selatan,” ucap Karno.

Adaptasi itu juga dilakukan saat ia bertugas memarkirkan kendaraan roda empat. Menurutnya, pengemudi harus ekstra hati-hati agar tidak kebablasan terperosok lubang.

Jika sebelumnya jalur hijau menjadi penanda untuk mengerem, kini tanda itu sudah tak ada lagi. Beruntung, selama dua hari ini kecelakaan tersebut tidak sampai terjadi.

Tokoh masyarakat Solo, Mayor Haristanto, menyayangkan dihilangkannya jalur hijau tersebut. Ia mengatakan Jl. Slamet Riyadi adalah jantung kota. Wajah Kota Solo dinilai dari ruas itu.

“Bila benar kelak jalur hijau jadi tempat parkir sepeda motor, jentrek-jentrek sepeda motor, wajah kota akan mirip showroom sepeda motor. Sisi lainnya, Solo kehilangan banyak taman terbuka hijau. Solo terasa makin panas, makin gersang, tidak teduh, setelah taman citywalk juga dipangkas berganti paving,” ungkapnya.

Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Solo, Nur Basuki, mengatakan penghilangan jalur hijau tersebut merupakan solusi minimnya lahan parkir di Jl. Slamet Riyadi.

Penataan merupakan upaya mengoptimalkan jalur lambat dan jalur pedestrian yang selama ini disalahgunakan menjadi kantong parkir. Nantinya, pohon-pohon turus jalan akan ditata sedemikan rupa menyesuaikan estetika kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya