SOLOPOS.COM - ilustrasi/dok

ilustrasi/dok

Orang-orang yang merasa kesepian mungkin memiliki peningkatan risiko terkena demensia. Demensia merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan penurunan fungsional karena  kelainan yang terjadi pada otak. Demensia bukan berupa penyakit juga sindrom.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu terungkap dari sebuah studi baru dari Belanda. Menurut penelitian ini, di antara orang-orang tua yang kesepian di awal studi, 13,4% terindikasi demensia selama tiga tahun ke depan, sedangkan 5,7 persen dari peserta tanpa perasaan kesepian terindikasi demensia. Temuan diadakan ketika peneliti memperhitungkan apakah partisipan menikah, atau mengatakan mereka terisolasi secara sosial.

“Fakta bahwa ‘merasa kesepian’ daripada ‘sendirian’ dikaitkan dengan demensia awal menunjukkan itu bukan situasi objektif, melainkan tidak adanya dirasakan lampiran sosial yang meningkatkan risiko penurunan kognitif,” tulis para peneliti  dalam Journal of Neurosurgery Neurologi dan Psikiatri yang dipublikasikan livescience, Rabu (12/12/2012) .

Namun menurut peneliti bagaimana hubungan dapat bekerja masih belum jelas. Bisa jadi kesepian terjadi karena reaksi terhadap kemampuan berpikir berkurang. Tapi bisa juga mereka yang kesepian karena kurangnya rangsangan, dan ini memengaruhi sistem otak yang terlibat dalam pemikiran.

Dalam studi tersebut, peneliti di pusat Perawatan Kesehatan Mental Arkin di Amsterdam melihat hampir 2.200 orang antara usia 65-86 di Belanda tidak memiliki demensia di awal studi. Sekitar 1 dari 5-433 peserta dilaporkan merasa kesepian, sementara sekitar 1.000 tinggal sendirian, 1.100 tidak menikah, dan hampir 1.600 mengatakan mereka tidak memiliki dukungan sosial.

Selama penelitian, orang yang kesepian adalah 1,64 kali lebih mungkin mengidap demensia dibandingkan orang yang tidak kesepian. Para peneliti juga menemukan 9,3% dari mereka yang tinggal sendiri mengidap demensia, sedangkan 5,6 persen dari mereka yang hidup dengan orang lain memiliki demensia. Di antara mereka yang tidak atau tidak lagi menikah, 9,2% mengidap demensia, dibandingkan dengan 5,3% orang menikah.

Namun, persentase yang lebih tinggi mereka memiliki dukungan sosial dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki dukungan sosial. Para peneliti menyarankan temuan ini mungkin disebabkan kenyataan mereka yang memiliki dukungan sosial juga cenderung memiliki kondisi kesehatan seperti penyakit jantung.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan isolasi sosial telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penurunan kognitif dan memiliki jaringan sosial yang luas telah dikaitkan dengan penurunan kognitif. Studi baru ditambahkan karena memisahkan perasaan orang kesepian dari apakah mereka benar-benar sendirian, kata para peneliti.

Para pneleiti mencatat, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Misalnya, mereka tidak memiliki informasi apakah perasaan orang kesepian telah dikembangkan baru-baru ini atau merupakan bagian abadi dari kepribadian mereka. Apakah keparahan kesepian rakyat memiliki efek pada perkembangan demensia harus diperiksa dalam penelitian masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya