SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam beradarah. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Makmur. Hingga pekan keenam 2020, jumlah kasus DBD tercatat enam kasus dengan angka kematian nol.

Tren DBD tersebut diperkirakan terus meningkat selama musim penghujan. Merujuk data angka kasus DBD selama 2019 tercatat ada 314 kasus, dengan angka kematian 10 orang. Kepala DKK Sukoharjo Yunia Wahdiyati mengatakan kasus DBD masih didominasi anak-anak dengan prosentase mencapai 60%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lawan Persis Solo, Persib Bandung Tanpa Bobotoh

Masih rendahnya kesadaran warga dalam menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi salah satu faktor pemicu kasus DBD. “Hingga pekan keenam ini jumlahnya enam kasus. Temuan kasus DBD tersebar di wilayah Kabupaten Sukoharjo,” kata Yunia ketika berbincang dengan wartawan, Selasa (11/2/2020) sore WIB.

Yunia mengatakan selama musim penghujan meningkatkan risiko penyebaran penyakit, salah satunya DBD. Hujan deras hingga menyebabkan genangan air di mana-mana dapat menjadi tempat bagi berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti. Pihaknya meminta kepada seluruh warga untuk mewaspadai penyakit DBD.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) juga telah melayangkan surat edaran (SE) kepada seluruh camat untuk meningkatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungannya masing-masing. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi penyebaran nyamuk DBD.

Turun Temurun, Soto Angkring Karanganyar Ini Gelar Lapak Sejak Zaman Penjajahan

“Kami terus menggencarkan penyuluhan kepada masyarakat melalui program penyuluhan khusus maupun kampanye kesehatan yang melibatkan kader dan masyarakat tentang penyakit DBD,” kata dia.

Selain itu untuk mencegah muncul dan berkembangnya wabah penyakit itu, masyarakat harus selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satunya menguras bak mandi. Tak hanya itu seluruh permukiman penduduk, termasuk tempat indekos juga harus disasar dan dipantau jentik nyamuknya.

Upaya lainnya, kata dia, meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat cukup, serta menghindari gigitan nyamuk. Dengan cara tidur memakai kelambu, mengenakan pakaian tertutup lengan panjang, lotion anti nyamuk dan mengurangi area terbuka yang bisa digigit nyamuk.

Yang jelas, DKK terus menggalakkan sosialisasi pemberantasan PSN secara intensif kepada masyarakat. Selain itu menggalakkan gerakan satu rumah satu jumantik. Artinya setiap rumah ada satu anggota keluarga yang menjadi pemantau jentik nyamuk. Upaya ini diharapkan mampu menekan jumlah kasus DBD.

“Mereka memantau jentik nyamuk sepekan sekali di rumah masing-masing. Nanti dilanjutkan setiap dua pekan akan dicek oleh kader di tingkat RT,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya