SOLOPOS.COM - Ilustrasi penipuan (JIBI/Solopos/Dok)

Nama Kepala Kemenag Boyolali dicatut untuk modus menipu.

Solopos.com, BOYOLALI—Penipuan melalui pesan pendek berantai marak terjadi di Kabupaten Boyolali dalam sepekan terakhir. Sasarannya adalah dunia pendidikan di bawah Kementerian Agama (Kemenag) Boyolali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Jumat (9/3/2018), dalam sepekan terakhir ini, pesan berantai itu telah menyebar di sejumlah grup-grup Whatsapp dan short message service (SMS) pribadi guru dan kepala sekolah di bawah Kemenag Boyolali.

Isi pesannya ialah meminta kepada kepala sekolah untuk menghubungi salah satu nomor handphone pegawai Kemenag. Pegawai tersebut mengaku sebagai utusan Nuruddin, Kepala Kemenag Boyolali.

Salah satu Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) di wilayah Kecamatan Nogosari, Paidi, mengungkapkan isi pesan berantai itu cukup mencurigakan.

Salah satunya meminta kepada kepala MIM untuk menghubungi nomor handphone milik seseorang yang mengaku utusan Kepala Kemenag Boyolali. Alasannya ada hal penting yang ingin disampaikan oleh Kepala Kemenag.

“Kami lantas mengecek ke Kemenag terkait instruksi dalam pesan berantai itu, ternyata Kemenag membantahnya. Jadi, kami langsung mengabaikan pesan itu,” jelasnya kepada Solopos.com, Jumat.

Paidi menyebutkan ada banyak guru dan kepala MIM yang menerima SMS dan Whatsapp seperti dirinya. Namun, karena isinya mencurigakan, rata-rata guru mengabaikannya.

“Kami mencurigai ini penipuan,” paparnya. (baca juga: PENIPUAN BOYOLALI : Pemuda Temanggung Tukang Gombali Perempuan Diciduk Polisi)

Guru MIM lainnya dari Kecamatan Sambi, Afif, juga mendapatan SMS serupa. Guru MIM Nglembu Sambi ini mengaku mendapatkan pesan berantai itu sejak dua-tiga hari terakhir. Beruntung, dia tak tergoda untuk menghubungi nomor yang tertera dalam pesan berantai.

“Dugaan saya, ini upaya penipuan dengan mencatut nama Kepala Kemenag Boyolali, Pak Nuruddin,” terangnya.

Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Boyolali, Sauman, saat dimintai konfirmasi ihwal pesan berantai yang mengatasnamakan Kemenag itu langsung membantahnya. Sauman juga sudah mendapatkan laporan pesan berantai yang mencatut nama Kepala Kemenag.

“Kami pastikan bahwa pesan berantai itu adalah bohong dan Kemenag tak pernah mengirim,” ungkapnya.

Ia mengimbau kepada para guru dan Kepala MIM agar hati-hati atas segala penipuan dengan mengatasnamakan Kemenag. Jika ada info yang mengaku dari Kemenag, pihaknya meminta masyarakat untuk segera mengkonfirmasi.

“Sudah sepekan ini pesan berantai itu masuk ke Boyolali. Alhamdulillah, hingga saat ini belum ada yang menjadi korbannya,” paparnya.

Solopos.com mencoba menghubungi nomor yang tertera dalam pesan berantai itu. Tak lama kemudian langsung terhubung. Di ujung telepon, terdengar suara seorang lelaki menyapa dan menanyakan dari sekolah mana. Namun, ketika Solopos.com menanyakan identitas orang tersebut, ia langsung menutup telepon setelah sebelumnya marah-marah.

“Anda banyak tanya. Anda itu sama sekali tidak menghargai saya,” jawabnya langsung menutup telepon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya