SOLOPOS.COM - Hasyim Muzadi (Foto: Detikcom)

Hasyim Muzadi (Foto: Detikcom)

Jakarta (Solopos.com)–Konsep negara Islam menurut mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi merupakan alternatif pilihan yang tidak perlu diwajibkan. Pendapat tersebut untuk meruntuhkan keyakinan sekelompok Islam radikal yang meyakini negara Islam wajib dididirikan di Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Radikalisme yang berwatak agama khususnya Islam, bermula dari pemahaman keharusan negara Islam. Padahal penegakan syariat Islam dengan penegakan negara Islam itu beda,“ kata Hasyim Muzadi usai penandatanganan MoU antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan 8 organisasi Islam di kantor BNPT, Jl Imam Bonjol, Kamis (11/8/2011).

Ekspedisi Mudik 2024

“Negara Islam itu alternatif. Buat negara mono agama seperti Vatikan, Pakistan, Iran itu memungkinkan. Kalau membuat negara Islam di Indonesia, artinya membongkar sel-sel di republik ini. Ini akan meruntuhkan negara ini. Kalau yang multi agama seperti di Indonesia tidak bisa,“ tukas pimpinan Pondok Pesantren Al Hikam II tersebut.

Lantas, Hasyim mengajak para penganut Islam radikal untuk memulai menegakkan syariat Islam dari dirinya sendiri. Karena dengan itu, dukungan terhadap negara akan terbangun dengan sendirinya.

“Kalau menegakan syariat Islam Individual, akan mensuport negara ini. Itu yang perlu dilakukan,“ tukasnya.

(Detikcom/nad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya