SOLOPOS.COM - UN 2015 di SMAN 1 Solo, Selasa (14/4/2015). (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Hasil UN 2015 yang ditentukan sekolah mengakibatkan dinas terlambat menerima laporan.

Harianjogja.com, SLEMAN-Tahun ini kelulusan siswa menjadi kewenangan sekolah. Imbas dari kebijakan itu, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Sleman telat menerima informasi jumlah kelulusan dari masing-masing sekolah.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Kelulusan ditentukan sekolah melalui akumulasi hasil rapor siswa dan ujian sekolah. Sehingga sekolah lah yang tahu persis tentang siapa saja siswa yang tidak lulus dan jumlahnya.

Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kelulusan ditentukan dari hasil Ujian Nasional (UN). Hasil UN dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dikirim ke sekolah melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) provinsi maupun kabupaten setempat.

“Kalau kemarin kita tahu pertama kali berapa saja anak yang tidak lulus tapi kalau sekarang yang tahu kan sekolah jadi dinas malah tahunya belakangan,” ujar Kepala Bidang Kurikulum dan Kesiswaan Disdikpora Sleman, Ery Wirdayana, Jumat (15/5/2015).

Akibatnya, meski pengumuman kelulusan dilakukan Jumat pagi, hingga Jumat sore dinas masih belum dapat merekap hasil kelulusan untuk semua sekolah.

“Ya gini akibatnya, kita yang harus nelponin sekolah satu-satu karena mereka [sekolah] sudah merasa tahu duluan dan tidak segera lapor,” keluh Ery.

Pihaknya mengatakan, beberapa hari sebelum pengumuman kelulusan, seluruh sekolah sudah diinstruksikan untuk segera mengirimkan laporan singkat ke Disdikpora. Laporan singkat berisi jumlah peserta UN, jumlah siswa lulus dan tidak lulus itu bisa disampaikan melalui email atau bahkan pesan singkat (SMS). Ery memberi batasan waktu hingga Jumat (15/5/2015) pagi jam 08.00 WIB. Tapi hingga sore belum semua data masuk padahal jam kerja dinas telah habis.

Semua data baru diterima semua pada hari berikutnya. Berdasarkan data itu, ada lima siswa di Sleman yang dinyatakan tidak lulus. Dua siswa dari SMK Piri, satu dari SMK Karya Rini, satu SMA Raden Patah, dan satu lagi dari MAN Tempel.

“Sementara kami belum tahu tidak lulusnya karena apa. Masih akan kita tanyakan nilainya,” kata Ery saat dihubungi Harianjogja.com lagi pada Minggu (17/5/2015) siang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya