SOLOPOS.COM - Ilustrasi keracunan. (Freepik)

Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri mengkonfirmasi hasil uji laboratorium sampel makanan yang diduga menjadi penyebab sejumlah siswa SDN Balepanjang, Kecamatan Baturetno, mual dan muntah beberapa waktu lalu tidak terdapat zat beracun berbahaya. Sampel makanan yang diujikan di Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan Jawa Tengah, seperti aci telur (cilor), saus untuk cilor, bumbu-bumbu cilor, dan mayones.

“Hasil uji sampel makanan yang diduga jadi penyebab keracunan sudah keluar. Hasil pengujian, tidak ada sampel yang mengandung zat beracun berbahaya,” kata Kepala Dinkes Wonogiri, Setyarini saat diwawancara wartawan di Akademi Keperawatan Giri Satria Husada, Kamis (1/12/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kendati begitu, dalam uji sampel tersebut ditemukan jenis bakteri Escherichia coli (E.coli). Bakteri itulah yang dimungkinkan menjadi penyebab infeksi pencernaan ringan  pada 20 siswa SDN 3 Balepanjang hingga menyebabkan mereka mual dan muntah. 

Kebanyakan bakteri jenis ini tidak berbahaya, namun dapat mengakibatkan keracunan makanan pada manusia. Bakteri ini dapat terkandung dalam makanan jika makanan itu mentah dan air yang digunakan saat memasak makanan tidak bersih. 

Selain itu,tidak mencuci tangan setelah buang air besar juga dapat menjadi penyebab bakteri E.coli berbaur dalam makanan.

Baca Juga: Bantuan Langsung Tunai Senilai Rp112,56 Miliar Disalurkan di Wonogiri

“Bakteri ini bisa mati kalau airnya dimasak dengan benar. Makanya konsep pola hidup bersih dan sehat (PHBS) ini sangat penting, salah satunya mencegah hal-hal semacam keracunan terjadi,” ujar dia.

Dia melanjutkan, Dinkes sudah melakukan sampling pemeriksaan kesehatan makanan yang dijajakan di lingkungan sekolah tiga-empat kali setiap tahun. Jajanan yang menggunakan saus biasanya menjadi fokus pemeriksaan karena diduga menggunakan zat pewarna yang tidak sehat bagi manusia.

“Pemerintah tak bisa melarang pedagang berjualan di sekolah-sekolah karena mereka kan mencari nafkah untuk keluarganya. Toh kejadian kemarin itu pasti tidak ada niatan untuk meracuni. Tapi kami meminta agar para pedagang menjaga  kebersihan dan kesehatan makanan,” katanya.

Dinkes mengimbau agar orang tua siswa sebaiknya membekali anaknya bekal makanan saat berangkat sekolah. Hal itu dapat mencegah anak membeli jajanan sembarangan sehingga meminimalisasi terjadi keracunan. 

Baca Juga: Makanan Penyebab 20 Siswa SD di Wonogiri Keracunan Masih Diuji Laboratorium

“Sebenarnya sudah berkali-kali kami sampaikan itu. Kalau bawa bekal kan sebenarnya bisa dikontrol makanannya. Itu baik untuk anak,” ucap mantan direktur RSUD Soediran Mangun Sumarso Wonogiri itu. 

Kepala Sub Seksi Penerangan Masyarakat Humas Polres Wonogiri, Aiptu Iwan Sumarsono, menyampaikan pedagang keliling yang menjajakan cilor yang diduga menjadi penyebab 20 siswa SDN 3 Balepanjang mual dan muntah itu sempat dimintai keterangan polisi, Selasa (15/11/2022). 

“Tidak ada unsur kesengajaan dari pedagang. Dia juga sudah lama berdagang cilor, tapi ndilalah baru kali itu ada masalah. Sejak awal tidak ditahan, hanya diperiksa sebentar,” kata Aiptu Iwan. 

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, sebanyak 20 siswa SDN 3 Balepanjang mengalami mual dan muntah lantaran diduga keracunan cilor yang dibeli dari pedagang keliling di lingkungan sekolah pada Selasa pagi.

Baca Juga: Upaya Pedagang Keliling di Wonogiri Lawan Stigma Produk Jajanan Tak Higienis

Namun keadaan mereka segera pulih setelah dibawa ke Puskesmas Rawat Inap Baturetno. Sore hari itu juga mereka sudah pulih dan kembali ke rumah masing-masing. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya