SOLOPOS.COM - FX. Hadi Rudyatmo (Istimewa)

Solopos.com, SOLO - Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, meminta daerah diberi kewenangan untuk melakukan pemeriksaan swab virus corona. Rudy, sapaan akrabnya, menyebut hasil tes spesimen pasien suspect corona, seperti pasien di Solo, terlalu lama jika harus dikirim ke Jakarta.

"Ke Jakarta butuh waktu minimal tiga hari. Korea itu hasilnya [tes swab] juga tiga hari," kata Rudy kepada wartawan, Jumat (13/3/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wabah Corona, Seluruh Masjid di Singapura Ditutup, Salat Jumat Batal

Korea yang dimaksud Rudy adalah kasus wanita berinisial EJ, 57, warga negara Korea Selatan yang sempat diambil sampe air liurnya dengan metode swab.

Ekspedisi Mudik 2024

EJ akhirnya ditemukan tewas tergantung di kamar mandi salah satu hotel di Solo lantaran depresi merasa terinfeksi virus corona, Minggu (23/2/2020). Padahal hasil pemeriksaan menunjukkan EJ negatif virus corona.

Menunggu Hasil Tes Suspect Corona Solo

Sejurus dengan itu, Rudy meminta pemerintah pusat menyusun acuan atau protokol penanganan pandemi virus corona untuk daerah. Hal itu dilakukan agar kepala daerah bisa mengambil langkah preventif untuk mencegah penyebaran virus tersebut.

2 Suspect Corona RSUD Moewardi Solo Baru Pulang dari Seminar di Bogor

“Sampai Jumat (13/3/2020) pagi kami belum menerima tembusan hasil tes [2 suspect RSUD Moewardi terkini], begitu pula Dinas Kesehatan Provinsi,"tuturnya, kepada wartawan, Jumat pagi.

"Tapi upaya preventif tetap dilakukan, salah satunya tracking itu. Kalau kami diberi kewenangan cek laboratorium sendiri, tidak akan menimbulkan keresahan karena hasilnya tidak terlalu lama. Alatnya seperti apa tinggal disiapkan, biar segera saja penanganannya,” katanya lagi.

Saat ini, Rudy telah mengajukan dana kedaruratan bencana untuk penanganan virus tersebut. Ia juga tengah menimbang pembatalan sejumlah agenda yang mendatangkan massa besar.

2 Kelurahan di Solo Diperiksa, Lacak Riwayat Kontak Pasien Isolasi RSUD Moewardi

Kendati begitu, pembatasan kedatangan tamu dari luar negeri atau luar kota merupakan kebijakan pemerintah pusat.

“Kalau pembatalan atau penundaan itu memang perlu, ya, akan dilakukan. Apalagi kami juga punya agenda besar, pada Maret, April ini dan seterusnya," ucap Rudy.

"Ini lebih baik untuk mencegah. Seperti di Italia, kampus, sekolah, dan kantor diliburkan untuk mencegah penyebaran. Itu boleh dan tentu mereka paham bagaimana dan kenapa harus dilakukan,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya