SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona atau covid-19 (Freepik)

Solopos.com, WONOGIRI — Mayoritas warga Wonogiri merasa khawatir dengan kesehatan diri selama masa pandemi Covid-19. Hal itu berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik atau BPS pada 1-15 Juli 2020 lalu.

Namun demikian, sebagian dari mereka tak disiplin menjalankan protokol kesehatan. Data hasil survei sosial ekonomi dampak Covid-19 yang diperoleh Solopos.com, belum lama ini, menyebut dari 1.000 responden lebih, 40,8 persen di antaranya khawatir/sangat khawatir dengan kesehatan diri selama masa pandemi Covid-19, 51 persen cukup khawatir, dan 8,3 persen tak khawatir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Fakta Unik Ozie Si Pemeran Bu Tejo yang Julid di Film Tilik

Ekspedisi Mudik 2024

Terkait kekhawatiran terhadap kesehatan keluarga, 45,2 persen mereka khawatir/sangat khawatir, 48,7 persen cukup khawatir, dan 6,2 persen tak khawatir. Saat keluar rumah hampir separuh responden merasa cukup khawatir. Sebanyak 49,6 persen merasa cukup khawatir, 3 persen khawatir/sangat khawatir, dan 5,6 persen tidak khawatir.

Kendati sebagian besar warga Wonogiri merasa cukup hingga sangat khawatir terhadap Covid-19, tetapi mereka tak disiplin menjalankan protokol kesehatan. Sebanyak 61,7 persen mengaku tak pernah/jarang sekali cuci tangan menggunakan sabun selama 20 detik, 30,8 persen sering, dan 7,5 persen kadang-kadang.

Berdasar data tersebut, berarti enam dari 10 responden mengaku tak pernah/jarang sekali mencuci tangan menggunakan sabun. Dalam konteks perilaku penggunaan hand sanitizer atau pencuci tangan tanpa bilas, 64,4 persen tidak pernah/jarang sekali menggunakannya, 8,8 persen kadang-kadang, dan 26,7 sering.

Masker

Ketidakdisiplinan menjalankan protokol kesehatan diperkuat dengan data perilaku penggunaan masker. Sebanyak 58,7 persen tidak pernah/jarang sekali memakai masker, 8,3 persen kadang-kadang, dan 33,1 persen selalu memakai. Berarti, enam dari 10 responden tidak pernah/jarang sekali memakai masker.

Kasi Statistik Sosial BPS Wonogiri, Nur Isa Prawoto, menyampaikan hasil survei itu dapat digunakan pemangku kepentingan sebagai bahan dalam membuat kebijakan tertentu pada masa adaptasi kebiasaan baru. Dia menjelaskan survei menggunakan metodologi rancangan probability sampling dengan jumlah responden lebih dari 1.000 orang tersebar di seluruh wilayah Wonogiri.

Berburu Buku Langka di Pasar Buku Bekas Alun-Alun Utara Solo yang Kian Lesu  

Mereka merupakan warga berdomisili di Wonogiri. Pemilihan responden melalui metode purposive dengan memanfaatkan penyebarluasan informasi menggunakan media sosial. BPS mengirim pranala atau link kepada responden, lalu responden mengisi kuesioner daring secara mandiri. Hasil survei dengan metode ini menghasilkan data yang menggambarkan atau mewakili kondisi masyarakat Wonogri secara umum.

“Hasil survei ini menggambarkan pola masyarakat Wonogiri,” kata lelaki yang akrab disapa Isa itu kepada Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya