SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. (Solopos/Gibran Rakabuming Raka)

Solopos.com, SOLO — DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Solo menanggapi dingin hasil survei yang menyebut kinerja Gibran Rakabuming Raka sebagai Wali Kota Solo setahun terakhir sangat baik.

“Kalau menurut saya wajar, karena masyarakat itu kan melihatnya di permukaan yang langsung terasa,” ungkap Ketua DPD PKS Solo, Daryono, saat diwawancara wartawan melalui ponsel, Sabtu (19/2/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejak awal Daryono mengaku sudah menyatakan keberadaan Gibran sebagai Wali Kota Solo akan membuat kota ini dapat banyak keuntungan. Seperti banyak fasilitas untuk Kota Bengawan.

Baca Juga: Anak Gibran Sakit, Ini Doa Rudy Eks Wali Kota Solo untuk Lembah Manah

“Karena Gibran itu Wali Kota yang notabene anak Presiden. Dulu saya komentar insya Allah Solo akan dapat banyak fasilitas karena Gibran connect langsung dengan bapaknya. Proyek banyak yang datang,” terang dia.

Belum ada setahun Gibran memimpin Solo, Daryono melihat prediksinya itu sudah terlihat. Meski begitu, dia menilai capaian tersebut belum cukup. Dia ingin Gibran bisa lebih menyentuh esensi dari pekerjaan dan tanggung jawabnya.

Dari pengamatan PKS Solo setahun terakhir, masih ada sejumlah hal yang perlu dibenahi Gibran. “Bisa enggak beliau menyentuh sisi esensi dari pekerjaan atau tanggung jawab sebagai Wali Kota, karena banyak hal yang jadi catatan dari kami. Kalau sisi esensi loh ya ini. Kalau sisi permukaan, gebyarnya, ya wajar lah,” kata dia.

Baca Juga: 1 Tahun Gibran Pimpin Solo, Masih Banyak Warga Sulit Dapat Pekerjaan

Namun Daryono enggan menyebutkan poin-poin apa yang masih kurang dari kinerja Gibran dan menjadi sorotan PKS Solo. Sebab materi lengkap catatan tersebut akan disampaikan dalam konferensi pers pada pekan depan.

Gaya Komunikasi Gibran

Dia mengakui ihwal komunikasi Gibran yang dinilai kurang bagus menjadi salah satu poin yang disoroti. Daryono lantas membandingkan gaya komunikasi Gibran dengan ayahandanya, Joko Widodo (Jokowi), saat masih menjadi Wali Kota Solo 2005-2012.

“Gaya komunikasinya [Gibran] itu kalau dibandingkan dengan bapaknya dulu jauh banget. [Jokowi] waktu jadi Wali Kota sangat mudah untuk berkomunikasi, bertemu, menyampaikan aspirasi,” aku dia.

Sedangkan Gibran setahun terakhir terkesan sulit untuk melakukan komunikasi dengan sejumlah pihak. Daryono juga menyoroti gaya Gibran meninggalkan mobil dinasnya di tempat bermasalah atau sedang membuat kesalahan.

Baca Juga: Disebut Bakal Jadi Ancaman di Pemilu 2024, Ini Keunggulan Gibran

“Itu kan intimidatif, gayanya intimidatif. Kalau untuk orang Jawa enggak pas lah. Apalagi Mas Gibran ini walaupun Wali Kota tapi masih muda. Seharusnya bisa mencoba cara komunikasi yang dalam ‘budaya Jawa’,” kata dia.

Daryono menilai seharusnya Gibran dengan berbagai privilese yang dimiliki mampu memberikan lebih dari apa yang sudah dilakukan setahun ini. Sebab Jokowi pun menurut dia bisa memberikan lebih walau tak punya privilese itu.

“Sebagai Wali Kota dengan privilese anak Presiden punya supporting unit yang tak bisa diabaikan, seharusnya bisa lebih dari ini. Dibandingkan Pak Jokowi yang tak punya privilese seperti itu bisa lebih baik dibanding Mas Wali,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya