SOLOPOS.COM - Infografis Vaksin Covid-19 (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SOLO--Dengan ditemukannya vaksin memberi harapan baru di tengah pandemi Covid-19 bagi masyarakat. Uji klinis, uji halal, dan uji keamanan vaksin terus dilakukan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menegaskan vaksinasi untuk seluruh masyarakat secara gratis, bahkan bersedia menjadi yang pertama divaksinasi.

Sayangnya, masih banyak masyarakat merasa ragu untuk vaksinasi Covid-19 (36,25% responden) ataupun menolaknya (9,39%). Beragam alasan menolak vaksin terungkap dalam survei.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Survei yang dilakukan Tim Peneliti Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kementerian Agama (Kemenag) menunjukkan, faktor “keyakinan agama” bukan alasan utama penolakan umat terhadap vaksinasi, justru paling kecil (9,27%). Kehalalan vaksin memang mengendala sebagian responden (48,39%), namun soal keamanan vaksin menjadi alasan utama penolakan (66,13%).

Presiden Jokowi Divaksin, Tangan Tremor Si Dokter Disorot Netizen

Diperlukan penguatan edukasi publik terkait protokol kesehatan (prokes), dan sosialisasi rencana vaksinasi Covid-19.

Banyak responden (81,31%) yang belum memutuskan untuk ikut vaksinasi karena terbatasnya pengetahuan. Hal ini juga dapat meluruskan berbagai info hoax terkait vaksin yang membuat ragu banyak responden (56,39%).

Tokoh agama perlu banyak diperankan dalam program penanganan Covid-19 termasuk rencana vaksinasi ini. Mereka panutan dan lebih dipercaya umat beragama. Untuk meningkatkan penerimaan vaksinasi Covid-19, pertama, Gugas Covid-19 perlu menyampaikan info aktual dan faktual terkait kondisi pandemi yang kian mengkhawatirkan Kedua, pemerintah perlu terus menjaga dan meningkatkan kepercayaan publik.

Transparan

Survei-daring dilaksanakan 22-30 Desember 2020. Sebanyak 2.610 responden terpilih secara accidental sampling dari 34 provinsi yang tersebar dan sebangun dengan komposisi penduduk dan pemelukan agama di Indonesia (BPS 2010). Mereka umumnya dari usia produktif (78%), tinggal di perkotaan (58%), berpendidikan tinggi, dan memiliki pekerjaan/penghasilan.

Umumnya bukan anggota ormas keagamaan (67%) dan merupakan umat biasa (78%). Responden yang umumnya (47%) ada di zona merah ini, memandang pandemi kian mengkhawatirkan (88%).

Maka mereka umumnya (98%) taat penerapan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun) meski mengakui ada gejala pelonggaran atas prokes (78%).

Ikuti Vaksinasi Covid-19 Perdana Bareng Jokowi, Begini Harapan Panglima TNI Dan Kapolri

Ketiga, tokoh dan ormas keagamaan perlu terus mendorong umat beragama untuk mematuhi protokol kesehatan, dan bersinergi dengan upaya  pemerintah. Selanjutnya, pemerintah dan pihak-pihak terkait perlu menjelaskan secara lengkap dan transparan ke publik terkait vaksin dan rencana vaksinasi Covid-19.

Terkait penjaminan keamanan vaksin (BPOM) dan kehalalannya (MUI), khususnya, masyarakat perlu mendapat informasi yang lebih terbuka dan mudah dipahami.

Vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu upaya untuk percepatan penanganan pandemi. Peran, dukungan, dan kerja sama semua pihak akan menentukan ketercapaian upaya tersebut. Untuk dapat mewujudkan kekebalan masyarakat atas corona, dibutuhkan kekebalan individu-individu melalui vaksinasi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya