SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemberian suara pemilihan umum (JIBI/Solopos/Antara/Dok.)

Hasil survei menunjukkan mayoritas petani dan nelayan memilih caleg karena kesamaan agam.

Kanalsemarang.com, CILACAP-Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Cilacap melakukan riset perilaku pemilih di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, dalam Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Studi kasus dalam riset yang kami lakukan adalah nelayan dan petani. Jumlah informan atau responden utama sebanyak 40 orang dan tambahan delapan orang,” kata Ketua KPU Cilacap Indon Tjahjono didampingi Komisioner KPU Cilacap Sigit Kwartianto di Cilacap, Kamis (29/10/2015).

Indon mengatakan hal itu saat ekspos dan sosialisasi hasil riset kepada jurnalis, perwakilan partai politik, lembaga swadaya masyarakat, dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait di Aula Sekretariat KPU Cilacap.

Menurut dia, sampel nelayan yang diambil berasal dari Kecamatan Cilacap Selatan sedangkan untuk petani dari Kecamatan Gandrungmangu dengan tingkat pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

“Sampel ini diambil karena jumlah nelayan dan petani di Kabupaten Cilacap cukup banyak, mewakili dua komunitas yang berbeda, mewakili geografis pesisir dan dataran, mewakili wilayah barat dan timur, mewakili kota dan desa, serta tingkat partisipasi yang kontras. Tingkat partisipasi pemilih di Gandrungmangu paling kecil nomor dua di Cilacap sedangkan Cilacap Selatan paling tinggi nomor dua di Cilacap,” katanya.

Lebih lanjut, Komisioner KPU Cilacap Sigit Kwartianto mengatakan bahwa dalam riset itu, pihaknya menemukan lima hal unik.

“Pertama, masalah agama. Kelompok nelayan yang memilih calon legislator [caleg] karena kesamaan agama sebanyak 70 persen tetapi yang memilih caleg yang menjalankan agamanya 100 persen, sedangkan pilihan kelompok petani yang memilih caleg yang sama agamanya sebanyak 100 persen tetapi menjalankan agamanya 80 persen. Dengan demikian, ada dua persepsi dan sudut pandang yang berbeda tetapi keduanya sama-sama logis,” katanya.

Ia mengatakan bahwa temuan kedua dalam riset itu terkait masalah visi dan misi atau program/janji.

Menurut dia, pada prinsipnya pemilih menilai semuanya baik dan apabila direalisasikan, pemilih akan sepakat sehingga visi dan misi atau program/janji bukan faktor utama yang menjadi daya tarik.

“Hal ini karena munculnya stigma, betapa sulit merealisasikan visi dan misi atau program atau janji,” katanya.

Ia mengatakan bahwa temuan lainnya adalah tidak ada memilih karena kebencian dengan kontestan pemilu lain tetapi karena benar-benar pilihannya.

Dalam hal ini, kata dia, tidak ada ideologi “tinimbang-aluwung” [daripada-lebih baik].

Kalaupun ada yang menjadi pilihan, lanjut dia, merupakan pilihan yang asal atau sembarang.

“Kami tidak menemukan adanya indikasi ‘stockholm syndrome’, yaitu sebuah kebencian yang berubah menjadi sebuah pilihan,” katanya.

Lebih lanjut, Sigit mengatakan bahwa temuan keempat adalah dalam memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) karena ada fotonya sehingga muncul kecenderungan memilih calon yang terlihat cantik pada surat suara.

Sementara temuan kelima, kata dia, berdasarkan data KPU Cilacap, pada caleg jadi DPRD Kabupaten Cilacap 2014, persentase terbanyak caleg dengan nomor urut satu walaupun hal tersebut tidak berlaku di daerah penelitian.

Terkait hasil riset tersebut, dia mengatakan bahwa pihaknya merekomendasikan beberapa hal, yakni dalam pemilu legislatif mendatang, partai politik terutama yang baru, caleg DPRD Provinsi, dan caleg DPR RI lebih efektif dalam berkampanye untuk dapat dikenal oleh pemilih.

Dengan demikian, lanjut dia, pemilih dalam menentukan pilihannya memiliki lebih banyak informasi dan sesuai dengan pilihan yang
diinginkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya