SOLOPOS.COM - Warga menggunakan hak pilih pada Pilkades di Balai Desa Mlokimanis Wetan, Ngadirojo, Wonogiri, Rabu (25/9/2019). (Solopos/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, WONOGIRI — Mayoritas petahana unggul atas lawan-lawan mereka berdasarkan penghitungan perolehan suara sementara Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak Wonogiri, Rabu (25/9/2019).

Informasi yang diperoleh Solopos.com, hingga Rabu pukul 20.00 WIB, data yang masuk baru 73 desa dari 186 desa pelaksana pilkades. Dari jumlah itu mayoritas petahana masih berjaya. Namun, tak sedikit pula yang tumbang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Secara terperinci, cakades petahana di 40 desa menang. Sementara cakades petahana di 22 desa lainnya tumbang. Sebelas desa lainnya seluruh kontestannya merupakan wajah baru.

Petahana menang misalnya di Singodutan, Selogiri. Cakades Karsanto meraup 1.623 suara. Sementara penantangnya Slamet Riyadi memperoleh 792 suara.

Selain itu, di Belikurip, Baturetno, cakades petahana, Sutarno, sukses mengalahkan penantangnya, Nur Yulianto. Sutarno meraup 859 suara, sedangkan Nur Yulianto hanya mengantongi 162 suara.

Kondisi serupa terjadi di Watuagung, Baturetno. Cakades petahana, Tugimin, menaklukkan dua penantang lainnya, Saryono dan Sularno. Tugimin memperoleh 1.140 suara, sedangkan Saryono mengumpulkan 899 suara, dan Sularno 319 suara.

Dikalahkan Suami

Di samping itu, berdasarkan data sementara yang sudah masuk, petahana yang berpasangan dengan istri/suami atau kerabat/saudara seluruhnya menang kecuali di Sindukarto, Eromoko.

Cakades petahana Sindukarto, Prapti Jarwani, dikalahkan suaminya sendiri, Erianto. Prapti hanya mengantongi 96 suara, sedangkan suaminya meraup 907 suara.

Sementara itu, petahana yang tumbang di antaranya di Sendangijo, Selogiri. Dirun, cakades petahana, meraup 555 suara dikalahkan Wagino yang memperoleh 1.125 suara. Hal serupa juga terjadi di Semen, Jatisrono.

Cakades penantang, Kasto, meraup 828 suara mengalahkan cakades petahana, Paimin, yang memperoleh 534 suara. Begitu pula di Sirnoboyo, Giriwoyo.

Cakades pendatang baru, Romadhani Andang N. unggul tipis atas cakades petahana, Tohirin. Romadhani mengantongi 783 suara, sedangkan Tohirin 726 suara.

Kabid Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Wonogiri, Zyqma Idatya Fitha, setelah pemungutan suara, mengatakan masyarakat dapat mengajukan aduan atas hasil pemungutan suara kepada panitia Pilkades pada Kamis dan Jumat (26-27/9/2019).

Aduan yang bisa disampaikan seperti ada dugaan salah hitung. Namun, hingga Rabu malam belum ada masyarakat yang mengadu ke panitia.

Jika masyarakat ingin menyampaikan dugaan pelanggaran pidana, seperti praktik politik uang dapat melaporkan kepada polisi.

“Kalau hingga Jumat mendatang tidak ada aduan, cakades terpilih tinggal dilantik 16 Desember mendatang,” kata perempuan yang akrab disapa Fitha itu.

Rawan Konflik

Kabagops Polres Wonogiri, Kompol Agus Pamungkas, kepada Solopos.com, menyampaikan pemungutan suara di seluruh desa pelaksana pilkades, termasuk desa yang masuk kategori paling rawan konflik, berjalan lancar, aman, dan tidak ada gesekan sosial sedikit pun.

Selama dan seusai penghitungan suara tidak ada pihak yang protes. Hingga petang sebagian besar desa pelaksana pilkades sudah menyelesaikan penghitungan suara.

Sampai petang pula polisi tidak menerima laporan terjadinya tindak kejahatan di TPS atau rumah yang ditinggal penghuninya mencoblos dan laporan dugaan praktik politik uang.

“Personel pengamanan belum akan ditarik sebelum situasi benar-benar kembali normal. Seusai pemungutan suara pun potensi kerawanan tetap ada, jadi kami akan terus siaga,” kata Agus mewakili Kapolres, AKBP Uri Nartanti Istiwidayati.

Seperti diketahui, polisi mencatat ada 15 desa di delapan kecamatan paling rawan konflik. Kecamatan itu meliputi Manyaran, Girimarto, Paranggupito, Purwantoro, Sidoharjo, Slogohimo, Ngadirojo, dan Eromoko.

Belasan desa itu memiliki tingkat kerawanan tinggi disebabkan beberapa faktor. Ada beberapa cakades dalam satu lingkup desa yang mempunyai basis massa besar dari kelompok berbeda, seperti perguruan bela diri dan organisasi masyarakat (ormas) lain.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya