SOLOPOS.COM - Kepala Dinkes Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti mengingatkan bahayanya penyakit hipertensi Kamis (19/5/2022). (Ronaa Nisa’us Sholikhah/Solopos.com)

Solopos.com, PONOROGO — Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo mencatat setidaknya ada empat dari 10 orang di Ponorogo menderita hipertensi. Yakni, penyakit tidak menular yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Angka itu didapatkan dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Prevalensinya mencapai 42 persen.

‘’Tapi dari 42 persen itu yang baru terdeteksi hanya 15 persen,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo, Dyah Ayu Puspitaningarti, Kamis (19/5/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Butuh keseriusan untuk mencapai angka yang dihasilkan oleh Riskesdas. Menurutnya, kesadaran masyarakat sangat penting untuk mengecek kesehatannya secara mandiri. Jika diketahui lebih awal bisa segera diobati sampai sembuh. Pun, kesadaran itu juga membantu akselerasi capaian penanganan untuk penyakit hipertensi.

‘’Mereka bisa segera diobati secara rutin dan teratur agar cepat sembuh dan tidak memicu penyakit lain,’’ ungkapnya.

Baca Juga: Jos! Pemkab Ponorogo Raih Opini WTP 10 Kali Berturut-Turut dari BPK

Memang angka kematian akibat hipertensi tidak bisa terlihat secara utuh. Namun, penyakit ini termasuk komorbid (penyakit penyerta) yang juga berbahaya. Ayu mengatakan bahwa penyakit hipertensi biasanya diikuti dengan adanya penyakit stroke maupun jantung. Maka, sangat dianjurkan untuk deteksi dini.

‘’Ada faktor risiko lebih tinggi jika sudah menjadi komorbid,’’ jelasnya.

Menurut Ayu, hipertensi adalah penyakit regeneratif yang tidak menular. Namun, perlu diwaspadai lantaran bisa menyerang siapa saja. Angka yang disodorkan oleh Riskesdas yaitu riset pada masyarakat usia lebih dari 15 tahun. Maka, penyakit ini tidak hanya menyerang usia lanjut melainkan usia muda juga.

‘’Tidak hanya menyerang usia tua saja, tapi juga menyerang usia muda karena perubahan prilaku gaya hidup yang memicu munculnya hipertensi,’’ ujarnya.

Baca Juga: 2 Pelaku Pembalakan Liar Hutan di Ponorogo Ditangkap, 3 Pelaku Diburu

Bagaimana jika sudah mengidap hipertensi? Ayu menyarankan agar segara diobati secara rutin dan teratur. Pun, melalui treatment (perawatan) rutin untuk mengecek tensi darah agar tetap stabil. Dari hasil pemeriksaan rutin itu, dokter bisa menganjurkan pasien untuk meminum obat maupun tidak.

‘’Seterusnya minum obat dan secara kontinuitas. Ada fase-fase yang perlu diperhatikan pengidap hipertensi sampai sembuh,’’ jelasnya.

Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko juga mengingatkan bahwa hasil prevalensi di Ponorogo cukup besar. Padahal, untuk nasional hanya 34 persen dan Jawa Timur sekitar 40 persen. Apalagi saat pandemi menjadi salah satu komorbid yang paling menyerang dan membuat angka kematian cukup banyak.

‘’Bukan hanya penyakit menular saja yang berbahaya, PTM [penyakit tidak menular] juga berbahaya,’’ jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya