SOLOPOS.COM - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro saat jumpa pers di Kantor Presiden, Jumat (18/9/2020). (Bisnis-Biro Pers Istana)

Solopos.com, JAKARTA -- Lembaga penelitian dunia, Ipsos, menilai masyarakat Indonesia optimistis bisa melawan dampak pandemi Covid-19, terutama di bidang ekonomi. Hal itu sejalan hasil survei yang menyebut 75% masyarakat Indonesia optimistis ekonomi akan menguat dalam 6 bulan mendatang.

Selain Indonesia, lembaga survei itu juga mengadakan survei yang sama di enam negara Asia Tenggara. Enam negara tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, Singapura dan Thailand.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

"Cepat atau lambat, optimisme ini berdasarkan fakta bahwa upaya 3T [testing, tracing dan treatment] pemerintah, terutama treatment atau pengobatan tentunya semakin membaik terus," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, dr. Reisa Brotoasmoro, saat memberikan keterangan pers secara virtual, Jumat (6/11/2020), seperti dikutip di laman resmi Satgas Penanganan Covid-19, Sabtu (7/11/2020).

353 Petugas Pengawas Pemilu Sragen Di-Rapid Test, 10 Orang Reaktif

Ekspedisi Mudik 2024

Survei Ipsos melibatkan 500 responden di setiap negara. Khusus Indonesia, survei Ipsos juga menyebut dua hal yang membuat masyarakat optimistis adalah vaksin dan bantuan sosial.

Reisa memaparkan beberapa alasan optimisme masyarakat Indonesia di bidang ekonomi yang terangkum dalam survei Ipsos. Sebanyak 53% masyarakat optimistis terhadap bantuan pemerintah untuk UMKM. Selanjutnya, 46% masyarakat optimistis vaksin akan ditemukan.

Berikutnya, 37% masyarakat optimistis bantuan tunai untuk masyarakat, 32% masyarakat optimistis stimulus keuangan untuk pemilik usaha, dan 30% masyarakat optimistis terhadap program kartu prakerja.

Demi Piala Dunia, Pemerintah Kucurkan Rp78,8 Miliar untuk Renovasi Manahan dan 4 Lapangan Lain

Kedisiplinan Masyarakat

Sikap optimistis di bidang ekonomi ini tak lepas dari kedisiplinan masyarakat menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan

Selain itu, laporan pantauan Satgas Penanganan Covid-19 juga telah menunjukkan sebagian besar masyarakat Indonesia tetap memakai masker dan menjaga jarak saat masa liburan panjang 28 Oktober-1 November 2020.

Bahkan saat ini kedisiplinan mencuci tangan tidak lepas dari kebiasaan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Video Porno Mirip Artis Gisel Viral Lagi, Akun Instagramnya Digeruduk Netizen

Hal ini juga didukung hasil penelitian dari United Nation Children's Fund (UNICEF) dan Nielsen yang menunjukkan bahwa cuci tangan paling sering dipraktekkan masyarakat Indonesia. Ini mendukung riset bahwa masyarakat Indonesia optimistis di bidang ekonomi.

"Sayangnya, 3M sendiri masih dipraktekkan secara terpisah. Kadang rajin mencuci tangan, tetapi kurang disiplin pakai masker dan lengah menjaga jarak. Yang bagus sih, semuanya harus dilakukan secara bersamaan, satu paket, satu kesatuan,” jelas dia.

Reisa optimistis jika ketiga hal itu dilakukan bersamaan maka risiko Covid-19 akan langsung turun drastis. “Penularannya bisa diturunkan sampai 0 persen," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya