SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO–Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo mengklaim partisipasi pemilih pada pemilihan presiden (pilpres) 2014 naik 5% dari tingkat partisipasi pemilih pada pemilu legislatif (pileg), yakni dari angka 76% menjadi 81,15%. Naiknya partisipasi pemilih secara signifikan itu dipengaruhi oleh figur calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) sebagai putra

Klaim itu disampaikan Komisioner Divisi Teknis Penyelenggara Pemilu KPU Solo, Pata Hindra Aryanto, saat dihubungi solopos.com, Kamis (10/7/2014), yang juga ditegaskan Ketua KPU Solo Agus Sulistyo saat dihubungi solopos.com secara terpisah. Menurut Pata, persentase partisipasi pemilih itu didasarkan pada 80% lebih data formulir C1 yang masuk ke KPU. Perbandingan yang dipakai untuk menentukan persentase itu bukan hanya pada daftar pemilih tetap (DPT) 409.777 pemilih, tetapi juga dibandingkan dengan DPT tambahan (DPTb), daftar pemilih khusus (DPK), dan DPK tambahan (DPKTb).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Naiknya partisipasi pemilih itu karena dua figur capres sama-sama kuat. Baik Jokowi maupun Prabowo memiliki daya tarik tersendiri, tetapi memang paling dominan pada figur Jokowi. Bukan hanya di Solo, di Sragen, Karanganyar yang dipimpin Bupati bukan dari PDIP [Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan] ternyata kemenangan Jokowi-JK masih di atas 75%,” tegas Pata.

Ratusan pemilih di rumah sakit (RS) yang tidak bisa menggunakan hak pilih mereka memang berpengaruh pada angka partisipasi. Dia menerangkan KPU berusaha maksimal untuk memberi kemudahan bagi penghuni RS agar bisa menggunakan hak pilih dengan cara kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) datang ke bangsal-bangsal. Ketika surat suara yang tersedia tidak mencukupi, kata dia, tidak masalah dan bukan berarti KPU tidak memberi kemudahan.

“Sejak awal, kami sudah berkoordinasi dengan RS agar menyediakan daftar potensial pemilih RS selama satu tahun terakhir yang nantinya menjadi dasar untuk penetapan DPT khusus RS. Kenapa RS tidak ada TPS, karena RS tidak bisa menyediakan DPT itu. Syarat adanya TPS karena ada DPT. Persoalan A5 atau KTP [kartu tanda penduduk] itu lebih mengutamakan pemilih yang memegang A5. Kalau yang pegang A5 tidak ada baru yang punya KTP,” urai dia.

Dari catatan rekapitulasi Tim Pemenangan Jokowi-JK di DPC PDIP Solo, angka partisipasi kasar yang muncul mencapai 82,66%. Jumlah pemilih yang hadir ke 1.266 TPS sebanyak 338.716 pemilih sedangkan jumlah DPT 409.777 pemilih.

Sekretaris Tim Pemenangan Jokowi-JK Solo, Putut Gunawan, menerangkan tren partisipasi pemilih pada pilpres tahun ini cenderung naik. Dari data yang diterima tim pemenangan, kata dia, jumlah suara sah mencapai 334.468 suara dan yang tidak sah mencapai 3.750 suara plus surat suara rusak 398 lembar. “Kecenderungan jumlah surat suara rusak turun signifikan. Demikian pula jumlah suara tidak sah juga turun secara dratis bila dibandingkan dengan pileg lalu,” jelas Putut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya