SOLOPOS.COM - Jokowi (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, SOLO–Perolehan suara pemilihan presiden 2014 menunjukkan pemilih Solo cenderung memilih berdasarkan tokoh, bukan preferensi partai politik.

Data yang diperoleh solopos.com dari penghitungan suara Panwaslu Solo menunjukkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul mutlak di seluruh kelurahan di Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Presentase perolehan suara terbesar pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di tingkat kelurahan hanya mentok pada kisaran 35%. Suara tersebut diraih Prabowo-Hatta di Kelurahan Pasar Kliwon (35,29%) dan Kelurahan Kauman (33,47%).

Dominasi Jokowi-JK juga terdata pada daerah pemilihan yang menyumbangkan suara besar bagi partai pengusung Prabowo-Hatta pada pemilu legislatif.

Pada pilpres kali ini Prabowo-Hatta didukung oleh Gerindra, PKS, Golkar, PAN, PPP, PBB dan Demokrat yang bergabung belakangan. Sedangkan Jokowi-JK diusung oleh PDI-P, Nasdem, PKB, Hanura, dan PKPI.

Jokowi-JK meraup 86,01% suara di Dapil III Kota Solo atau Banjarsari B, padahal dalam pileg Mei lalu partai pengusung Prabowo-Hatta memperoleh 41,48% suara di daerah yang meliputi Kelurahan Kadipiro dan Kelurahan Nusukan tersebut.

Pada tingkat kota, pasangan Jokowi-JK memperoleh 284.228 suara atau 85,07% dari total suara sah di kota Solo.

Prabowo-Hatta hanya mampu meraih 49.891 suara (14,93%), sangat merosot jika dibandingkan dengan perolehan suara partai pendukungnya pada pileg yang mencapai 113.009 atau 38,04% dari total suara sah.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Solo Aidul Fitri mengatakan perolehan suara pada 9 Juli kemarin menggambarkan pentingnya kekuatan figur dalam pemilihan presiden.

Mesin partai politik pengusung Prabowo-Hatta, nilainya, tidak bisa berbuat terlalu banyak menghadapi kekuatan figur Joko Widodo sebagai putra daerah Solo.

Kedekatan penduduk Solo dengan Jokowi membuat mesin PDI-P sebagai partai dominan di Solo bisa bekerja lebih solid pada Pilpres 2014 dibandingkan pada Pilpres 2009.

Pada saat itu, pasangan SBY-Boediono mampu mengalahkan perolehan suara pasangan Megawati-Prabowo yang diusung oleh PDI-P.

“Kalau untuk 2009 preferensi pemilih itu nasional. Tahun ini, untuk Solo menjadi sangat tradisional. Jokowi dipandang menjadi representasi Solo,” kata Aidul ketika dihubungi Kamis (10/7/2014).

Jokowi-JK memperoleh lebih dari 80% suara di tiap kecamatan di Solo. Kemenangan paling besar pasangan tersebut diraih di Kecamatan Jebres dengan 87,21% suara, sedangkan perolehan terendah tercatat di Kecamatan Laweyan dengan 80,61% suara.

Pasangan Jokowi-JK mendapatkan 85,48% suara di Kecamatan Banjarsari, sebanyak 84,26% suara di Kecamatan Serengan, dan sebanyak 85,54% suara di Kecamatan Pasar Kliwon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya