SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA  Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menyoroti adanya penghitungan suara Pilpres 2014 yang ganjil di Malaysia, terutama Kuala Lumpur.

Kepala Relawan Tim Pemenangan Jokowi-JK, Eva Kusuma Sundari, mengatakan perilaku pemilih di TPS-TPS di seluruh negara perwakilan hasilnya meyakinkan. “Yaitu memenangkan Jokowi-JK. Ada konsistensi, jika menang di TPS, maka memang pula via drop box dan pos,” kata Eva dalam pesan singkatnya kepada Detik, Rabu (16/7/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Singkatnya, ujar Eva, di negara-negara yang DPT LN-nya kecil, Jokowi-JK menang melalui TPS, drop box maupun pos. Di Singapura misalnya, penghitungan real count TPS memenangkan Jokowi-JK sebesar 79,25 persen dibanding 20,01 persen untuk Prabowo-Hatta.

Perolehan melalui pos dengan barcode (atas inisiatif PPLN Singapura) untuk Jokowi-JK sebesar 77,24 persen dibanding Prabowo-Hatta yang memperoleh 21,50 persen. Dari real count TPS Kuwait, Prabowo-Hatta menang 55,9 persen dan Jokowi mendapat 44,1 persen.

“Hasil drop box konsisten, dari 16 pemilih, Prabowo-Hatta memperoleh 10 (62,5 persen) suara dan Jokowi-JK 6 (37,5 persen) suara,” kata Eva yang memantau langsung di Kuala Lumpur.

Menurutnya, perilaku pemilih tidak konsisten justru terjadi di negara-negara yang DPT-nya besar yaitu Malaysia dan Arab Saudi atau Timur Tengah. Suara Jokowi-JK menang di TPS-TPS, tapi justru kalah di pos atau drop box.

Di Kuala Lumpur misalnya, dengan DPT berjumlah 420.643 orang, Jokowi-JK menang di TPS di KL dengan perolehan 3.254 (56,35 persen) dan Prabowo-Hatta 2.521 (43,65 persen). Sebaliknya, melalui pos dimenangkan oleh PS sebesar 39,671 (91,47 persen) dan Jokowi-JK hanya 3,709 (8,53 persen). “Itu sumbernya dari web site KBRI-Malaysia tanggal 14 Juli,” ujar Eva.

PPN Kuala Lumpur pada tanggal tersebut menjelaskan bahwa di Pilpres 2014, DPT Kuala Lumpur berjumlah 420,643. Yang mencoblos via pos porsinya terbesar 246,625 (58,63 persen), yang drop box 106.000 (15,92 persen), sedangkan yang via TPS justru terkecil yaitu 67.000 (15,92 persen).

Ini perubahan strategi dari Pileg di mana porsi terbesar pemilih yaitu 78,63 persen mencoblos di 127 TPS, 12,69 persen pemilih mencoblos via drop box, sedangkan via pos porsinya terkecil yaitu 8,67 persen pemilih.

Eva mencermati perubahan strategi PPLN tersebut diduga mengantar Prabowo-Hatta mendulang suara dominan. “Jadi menang 84,49 persen dan Jokowi-JK 15,51 persen,” kata Eva.

Juru Bicara PDIP ini menegaskan perubahan strategi PPLN itu patut dipertanyakan, mengapa saat Pilpres porsi terbesar justru via pos disusul drop box yang sudah diprotes banyak pihak karena akuntabilitas dan transparansinya yang rendah. “Rawan kecurangan,” ucap Eva.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya