SOLOPOS.COM - Anis Baswedan (Dok/JIBI)

Solopos.com, JAKARTA – Munculnya lembaga survei abal-abal yang menghasilkan data quick count pemilu presiden dan wakil presiden yang berbeda dengan lembaga survei lain dinilai merusak sendi utama demokrasi yakni kepercayaan masyarakat.

Juru bicara tim pemenangan Jokowi-JK Anies Baswedan mengatakan lembaga survei selama ini menjadi andalan kepercayaan publik atas demokrasi yang berjalan di Indonesia. Tetapi pilpres 2014 ini dinodai adanya perbedaan hasil empat lembaga survei memenangkan pasangan Prabowo-Hatta, sedangkan delapan lembaga survei memenangkan Jokowi-JK.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

“Sekarang ada lembaga yang membuat lembaga survei itu kehilangan kredibilitas. Dan begitu kehilangan kredibilitas, nanti semua dibilangnya abal-abal juga. Karena itu munculnya lembaga survei abal-abal ini adalah masalah besar,” katanya di media center Jokowi JK, Jakarta Senin (14/7/2014).

Anies menyarankan semua lembaga survei harus diaudit oleh komite etik untuk mengevaluasi kinerjanya. Sementara itu lembaga survei yang kredibel tidak perlu mundur dengan serbuan kritik terus menerus karena surveinya ikut dipertanyakan oleh publik.

Sekarang justru saatnya lembaga survei menunjukkan kredibilitas masing-masing dengan cara menunjukkan proses menghimpun data responden dari sampel yang digunakan mulai dari catatan sms yang dikumpulkan dari enumerator setiap daerah agar masyarakat bisa melihat.

“Dengan begitu, jadikan pilpres ini sebagai saringan institusi terpercaya dan bermasalah. Ini kesempatan bagus. Yang bermasalah diberi hukuman baik secara profesi maupun proses hukuman masyarakat dilakukan,” kata Anies.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya