SOLOPOS.COM - Ilustrasi hacking (google.img)

Solopos.com, JAKARTA – Ketua Tim Koalisi Merah Putih, Yunus Yosfiah sedang jadi perbincangan hangat usai menuding keterlibatkan puluhan hacker yang menggelembungkan suara. Pernyataan Yunus dianggap hampir mustahil oleh sejumlah pihak.

Ketua Tim Koalisi Merah Putih Perjuangan untuk Kebenaran dan Keadilan Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Yunus Yosfiah mengungkap alasan kenapa Prabowo Subianto menarik diri alias mundur dari proses Pilpres 2014. Salah satunya karena ada penggelembungan suara.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

“Ada 37 hacker asal Korea dan Tiongkok yang memanipulasi sekitar 4 juta suara,” kata Yunus di Jakarta, Selasa (22/7/2014).

Para hacker itu, jelas Yunus, memanipulasi penggelembungan suara dari pemilih golongan putih atau golput di beberapa kecamatan di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sulawesi Utara.

Namun tuduhan ini banyak disangsikan. Dilansir Liputan6.com, Rabu (24/7/2014), Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, menilai dengan proses perhitungan KPU yang terbuka, kecil kemungkinan adanya penggelembungan suara dengan bantuan para peretas.

Apalagi, lanjut dia, perhitungan KPU dilakukan berdasarkan hasil suara di form C1 yang kemudian di-scan dan diunggah, sehingga dapat dicocokkan dengan hasil rekapitulasi suara.

“Saya kira soal tuduhan itu harus dibuktikan,” ujar Titi. “Sistem KPU sangat terbuka, kalau pasangan calon (Prabowo) punya salinan C1 bisa dibandingkan hasil scan [KPU] dengan C1 yang dimiliki para saksi,” imbuhnya.

Titi pun meminta kubu Prabowo-Hatta untuk membuktikan tuduhannya. Dia khawatir, isu ini bisa memprovokasi dan memicu kerusuhan di masyarakat.

Titi khawatir pernyataan Tim Prabowo akan memicu konflik horizontal. “Bisa memicu konflik horisontal di bawah. Ketimbang terus menyebarkan isu provokatif, lebih baik menempuh upaya hukum yang pasti. Kalau terus diprovokasi, bukan tak mungkin akan terjadi kerusuhan,” pungkas Titi.

Klarifikasi Kedubes Korea Selatan

Menanggapi tudingan itu, perwakilan Kedutaan Besar(Kedubes) Korea Selatan yaitu Ryu Jeong-hyun dan Kim Hoil, mendatangi Rumah Polonia untuk memberikan klarifikasi. Dalam siaran pers yang diterima Detik, Rabu (23/7/2014), Ryu Jeong-Hyun menyatakan kekhawatiran atas berkembangnya pemberitaan yang terjadi belakangan ini.

Jeong-Hyun mengatakan bahwa pihak kedutaan telah melakukan klarifikasi langsung kepada Bareskrim Polri yang menyatakan tak ada satupun warga Korea yang ditahan berkaitan dengan kasus tersebut.

“Kami telah mengecek secara langsung kepada pihak Bareskrim Polri, dan kami mendapatkan informasi bahwa tak ada satupun warga negara Korea yang ditahan. Kami berharap kasus ini jangan sampai mengganggu hubungan baik antara kedua negara. Warga Korea di Indonesia adalah salah satu warga negara asing yang terbanyak di Indonesia, warga Korea juga sangat bersimpati,” tutur Jeong Hyun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya