SOLOPOS.COM - Warga menggunakan hak pilih pada Pilkades di Balai Desa Mlokimanis Wetan, Ngadirojo, Wonogiri, Rabu (25/9/2019). (Solopos/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, WONOGIRI — Panitia pemilihan kepala desa (pilkades) serentak Wonogiri tingkat kabupaten sudah menyelesaikan rekapitulasi hasil perolehan suara dari 186 desa, Kamis (26/9/2019).

Data yang diperoleh Solopos.com dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Wonogiri, sebanyak 61 atau 37 persen dari 165 calon kepala desa (cakades) petahana yang berkontestasi dalam Pilkades 2019, Rabu (25/9/2019) lalu, tumbang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ada yang dikalahkan figur baru, ada pula petahana yang dikalahkan mantan kades. Namun, mayoritas petahana yang kalah tergeser oleh figur baru.

Cakades petahana yang kalah misalnya di Kepatihan, Selogiri. Agus Suyitno yang meraup 808 suara mengalahkan petahana, Sutrisno, yang memperoleh 540 suara. Agus merupakan figur baru.

Di Gedong, Ngadirojo, Wonogiri, petahana Suyatno dikalahkan kades yang menjabat sebelumnya, Kaimin Widodo. Kaimin memperoleh 1.677 suara, sedangkan Suyatno meraup 1.082 suara.

Petahana di Pilkades Mlopoharjo, Wuryantoro, juga tumbang. Darno yang berstatus petahana meraup 878 suara tertinggal cukup jauh dari penantangnya, Budi Santoso.

Secara umum, mayoritas petahana masih memiliki pengaruh kuat di desa masing-masing. Dari 165 petahana yang bertarung lagi, 104 orang di antaranya kembali menang.

Ada petahana yang perolehan suaranya unggul telak atas penantangnya. Namun, ada pula yang hanya menang tipis.

Fenomena petahana masih berjaya seperti terjadi di Boto, Jatiroto. Petahana, Parmono, meraup 558 suara unggul tipis dari penantangnya, Joko Pitono, yang memperoleh 546 suara atau hanya terpaut 12 suara.

Di Purwoharjo, Karangtengah, petahana juga kembali berjaya dengan selisih tipis. Petahana Santoso mengantongi 1.501 suara, sedangkan penantangnya, Joko Pranowo, memperoleh 1.329 suara.

Aktivis Jaringan Pegiat Demokrasi (Jagad) Wonogiri, Mat Nawir, menilai petahana tumbang karena kurang mampu mengelola isu strategis di desa masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya